REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencegah peradangan kronis merupakan aspek penting untuk tetap sehat. Sebab, peradangan akut adalah reaksi yang melindungi tubuh dari infeksi.
Jenis peradangan ini terjadi saat tubuh berusaha memotong masuknya virus atau sedang melawan flu. Reaksinya berarti tubuh sedang bekerja untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Peradangan kronis mendatangkan malapetaka pada tubuh. Menurut Health Harvard Publising, dilansir dari livestrong, Senin (7/12), kondisi peradangan kronis bahkan terkait dengan penyakit jantung, diabetes, demensia, depresi, kanker, dan artritis.
Meskipun ada beberapa jenis makanan yang dapat membantu melawan peradangan, ada pula makanan yang meningkatkan kondisi tersebut. Untuk itu, cobalah menghindari makanan ini.
1. Daging Olahan
Daging merah olahan seperti hot dog, sosis, atau bacon yang biasa jadi favorit untuk sarapan, semuanya bersifat pro inflamasi. Sebuah penelitian termasuk studi besar pada Juli 2012 oleh Diabetes Care menunjukkan daging merah olahan menyebabkan peningkatan peradangan dalam tubuh dan dikaitkan dengan risiko tinggi diabetes tipe 2.
Dalam studi khusus ini, para peneliti menemukan bahwa makan daging merah olahan dalam jumlah kecil (kurang dari 2 ons), meningkatkan kadar protein C-reaktif (CRP) yang menjadi penanda peradangan.
2. Gula
Mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan yang biasa ditemukan dalam soda, permen, dan makanan yang dipanggang, dapat meningkatkan peradangan kronis dalam tubuh. Hal ini sudah dijelaskan oleh Harvard Health Publishing. Gula yang ditambahkan itu, tidak sama dengan gula alami seperti yang terkandung dalam buah.
The American Heart Association merekomendasikan untuk membatasi asupan gula tambahan tidak lebih dari 6 sendok teh (100 kalori atau 25 gram) per hari untuk wanita, dan 9 sendok teh (150 kalori atau 36 gram) untuk pria. Tetaplah berpegang pada rekomendasi ini.
3. Karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan dapat ditemukan dalam makanan seperti roti putih, nasi putih, dan kerupuk. Kemudian, sumber lain termasuk kue, donat, kue mangkuk, dan kue kering. Saat menjelaskan karbohidrat olahan maka hal itu berarti bukan biji-bijian utuh.
Kurangnya serat diyakini menjadi salah satu alasan biji-bijian olahan bersifat pro-inflamasi. Sebuah studi klinis pada Januari 2010 di Nutrition menemukan biji-bijian dikaitkan dengan pengurangan peradangan, sementara biji-bijian olahan dikaitkan dengan peningkatan peradangan.
4. Lemak Trans
Jenis lemak olahan ini telah dihilangkan dari sebagian besar pasokan makanan kita karena efeknya yang merusak kesehatan jantung.Menurut sebuah studi eksperimental dan observasi Mei 2006 yang diterbitkan dalam Suplemen Atherosklerosis menunjukkan bahwa asam lemak trans juga bersifat pro-inflamasi.