REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dalam kunjungan silahturahminya ke Kodiklat TNI AD di Bandung mendapatkan dukungan dari Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD), Letjen TNI AM Putranto, untuk maju menjadi Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) 2020-2024. Sebagai sesama pecinta otomotif, Letjen TNI Putranto dan Bamsoet memiliki visi dan misi yang sama dalam memajukan industri dan olahraga otomotif di Indonesia.
"Selain sebagai Jenderal aktif yang setia menjaga kedaulatan bangsa, Mas Putranto juga punya banyak kiprah di dunia otomotif nasional. Antara lain sebagai Pembina Indonesia Off-Road Federation (IOF). Ia juga banyak terlibat dalam penyelenggaraan event balap kejuaraan nasional sprint rally, speed Rlrally, offroad, serta balap motor event komunitas. Untuk itu, jika Saya mendapatkan amanah menjadi Ketua Umum IMI, saya ingin mengajak Mas Putranto untuk secara bersama-sama membesarkan organisasi otomotif IMI secara aktif," pinta Bamsoet saat silaturahim dengan Komandan Kodiklat TNI AD, Letjen TNI AM Putranto, di Bandung, Selasa (8/12).
Turut hadir antara lain Wadan Kodiklat Mayjen TNI Eka Wiharsa, Irkodiklat Mayjen TNI Kasuri, dan Waka Polri 2011-2013 Komjen Pol (purn) Nanan Soekarna serta jajaran Kodiklat TNI AD.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI dan Ketua DPR RI ke-20 ini mengapresiasi berbagai kiprah Letjen TNI AM Putranto selama menjalankan berbagai penugasan. Rekam jejak pengabdiannya terhadap bangsa dan negara tidak perlu diragukan. Dari mulai menjabat Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad, Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya, dan kini sebagai Komandan Kodiklat TNI AD.
"Ketangguhan prajurit TNI AD dalam ideologi maupun bertempur, berada di pundaknya sebagai Komandan Kodiklat TNI AD. Beliau adalah guru yang mumpuni dalam mencetak prajurit TNI AD yang profesional dan berintegritas," tandas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mendukung Kodiklat TNI AD menyelenggarakan lebih banyak latihan militer. Baik secara internal ataupun melibatkan dua matra TNI lainnya (AU dan AL), serta latihan bersama atau latihan gabungan dengan militer dari negara lain.
"Untuk itu diperlukan dukungan, khususnya dari segi anggaran, dari pemerintah dan DPR RI. Tanpa adanya ketersediaan anggaran untuk berlatih, prajurit TNI tidak bisa mengembangkan kemampuan dirinya. Ingat, Indonesia adalah negara besar yang kini sedang menjadi rebutan pengaruh dua kekuatan besar dunia, China dan Amerika Serikat. Agar bisa tetap berdaulat di berbagai bidang, kita memerlukan TNI yang kuat. TNI yang senantiasa siap menghadapi segala ancaman bangsa," pungkas Bamsoet.