Kamis 10 Dec 2020 08:33 WIB

8 Penyebab Kopi Bisa Menaikkan Berat Badan

Tanpa disadari, kebiasaan minum kopi bisa menambah berat badan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Foto: ilustrasi kopi
Foto: Flickr
Foto: ilustrasi kopi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kopi mengandung kafein yang memiliki kemampuan memberikan semangat. Tak hanya itu, kopi juga kaya antioksidan yang baik untuk kesehatan jantung. Namun tanpa disadari, kebiasaan minum kopi bisa menjadi penyebab penambahan berat badan.

Kopi hitam dengan sedikit susu memberi manfaat pada peminumnya. Namun, begitu memesan frappucino, latte dengan krim kocok, atau mocca peppermint, hal itu menjadi bencana bagi program diet.

Baca Juga

Dilansir Eat This, Kamis (10/12), berikut 10 penyebab kopi yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.

 

1. Tinggi sirup dan bahan manis

Untuk menghindari hal itu, pastikan selalu membatasi sirup manis, drizzles, dan tambahan lain. Penulis The Protein-Packed Breakfast Club, Lauren Harris-Pincus, mengatakan, The American Heart Association merekomendasikan membatasi tambahan gula hingga 24 gram per hari untuk wanita, dan 36 gram per hari untuk pria. Namun, beberapa minuman kedai kopi berukuran besar dapat mengandung 80 gram gula.

 

2. Ukuran gelas kopi terlalu besar

Item seperti frappuccino yang manis sebenarnya bisa masuk ke dalam makanan sehat dalam jumlah kecil (340 gram). Jika Anda memilih sesuatu yang manis, ingatlah bahwa jangan pesan porsi yang besar.

 

3. Meminumnya sebagai pengganti makanan

“Kopi bukanlah makanan,” ujar Harris-Pincus.

Protein, serat, dan hasil bumi adalah kunci pola makan yang sehat dan seimbang untuk membantu tetap kenyang dan mengelola rasa lapar. Mereka tidak bisa didapatkan dari secangkir kopi. 

Minuman kopi berkalori tinggi dan bergula bisa menggemukkan. Kopi ini tidak dapat menggantikan makanan bergizi tanpa menambah nutrisi yang dibutuhkan. Bahkan, dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak juga.

photo
(Foto: ilustrasi kopi) - (PxHere)

4. Selalu pakai krim kocok

Krim kocok adalah adonan dengan banyak kalori dan tidak mengandung nutrisi apa pun. Adonan itu adalah pintu menambahkan bit kakao, drizzles, dan item manis lainnya sehingga bisa menambah berat badan.

 

5. Menggunakan susu kacang manis

Permasalahan memesan almond milk latte atau oat milk cappuccino di kafe adalah barista biasanya menggunakan versi rasa yang mengandung tambahan gula. 

“Konsumsi gula tambahan yang tinggi dikaitkan dengan penambahan berat badan dan peningkatan risiko pengembangan diabetes tipe-2 dan penyakit kardiovaskular,” kata Schapiro. 

Dia menyarankan untuk meminta sedikit tambahan atau oat milk latte homemade sendiri di rumah menggunakan versi tanpa pemanis.

 

6. Menyimpan kopi botolan

Mengambil minuman kopi yang sudah jadi mungkin tampak seperti pilihan yang lebih cepat. Namun, pilihan itu tidak ideal, karena mengandung gula. 

Schapiro mengatakan, satu botol kopi berisi 260 kalori dan 29 gram gula tambahan. Hal ini sudah menjadikan kopi tersebut salah satu minuman terburuk untuk memulai pagi.

 

7. Memilih yang sedang kekinian

Tren kopi kocok mungkin marak di media sosial, tetapi minuman itu belum tentu ramah diet. Schapiro menjelaskan, minuman kekinian itu mengandung kopi instan, gula, dan air mendidih yang dituangkan di atas es susu berlemak penuh. 

Meskipun kopi itu mungkin terasa enak dan membuat gambar Insta-worth, tapi kelebihan kalori, lemak, dan gula dalam minuman harus dipertimbangkan lagi.

 

8. Sering memesan frappuccino atau krim dingin

Anda harus berhenti menyesap frappucino atau minuman krim dingin yang sering diberi topping kental dan manis. Schapiro menjelaskan, buih yang lembut dan dingin itu sarat dengan kalori berlebih, gula, dan bahan-bahan buatan. 

Dengan kandungan 360 kalori, 48 gram gula, dan sedikit atau tanpa protein, minuman itu pasti akan menaikkan gula darah Anda, sehingga membuat Anda menginginkan lebih banyak 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement