REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Huawei Technologies baru-baru ini menjual sub-jenama Honor-nya. Ini membuka jalan bagi perusahaan untuk mendapatkan akses ke banyak komponen dan teknologi yang dilarang oleh Amerika Serikat ketika menjatuhkan sanksi pada raksasa China itu.
Tanpa sanksi, Honor sekarang dapat membeli chipset smartphone dari Qualcomm. Sekarang, sesuai laporan, kedua perusahaan sedang dalam pembicaraan lanjutan dan cukup dekat untuk mencapai kesepakatan.
Dilansir dari Gizmochina, Kamis (10/12) tidak ada keraguan bahwa kedua perusahaan, Huawei dan Honor, sekarang akan bersaing satu sama lain dan akan menarik untuk melihat bagaimana hasilnya. Sebelumnya, CEO Honor Zhao Ming telah menyampaikan pada karyawan, bahwa Honor sekarang bertujuan untuk menjadi jenama ponsel pintar terkemuka di pasar China.
Di bawah Huawei, jenama Honor membuat smartphone terjangkau dan level menengah, sementara penawaran premium kelas atas berasal dari Huawei dibawah seri P dan seri Mate. Namun sekarang, Honor juga akan meluncurkan perangkat premium, kemungkinan akan didukung oleh chipset Qualcomm Snapdragon 888 yang baru diluncurkan, jika kesepakatan tersebut berhasil.
Bukan hanya ruang smartphone di mana kedua perusahaan akan berselisih. Zhao Ming telah mengkonfirmasi Honor akan meluncurkan perangkat selain smartphone tetapi belum mengungkapkan banyak informasi tentang ini.
Berdasarkan rekam jejak perusahaan, dapat diasumsikan Zhao Ming berbicara tentang peluncuran perangkat seperti Smart TV, Smartwatch, Fitness Bands dan Notebook dengan jenama Honor, yang sudah berpengalaman dengan merek tersebut.
Sementara itu, Honor tersebut sedang bersiap untuk meluncurkan smartphone seri V barunya bulan depan. Sesuai laporan, ponsel akan didukung oleh chipset MediaTek yang sudah dapat diakses oleh perusahaan. Ini akan menandai pengumuman besar pertama dari perusahaan setelah terpecah menjadi jenama yang saling bergantung.
https://www.gizmochina.com/2020/12/10/honor-qualcomm-deal-soon/