Jumat 11 Dec 2020 16:27 WIB

Layanan Identitas Digital Jadi Fokus Industri Perbankan

Layanan berbasis digital makin dipilih untuk mengurangi risiko penularan virus

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Konsumen melakukan transaksi pembayaran menggunakan aplikasi uang elektronik, (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Konsumen melakukan transaksi pembayaran menggunakan aplikasi uang elektronik, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini kondisi pandemi mengharuskan masyarakat membatasi aktivitas fisik dan mengikuti protokol kesehatan. Hal ini menyebabkan identitas digital menjadi salah satu teknologi yang menjadi semakin sering digunakan.

Adapun berbagai layanan berbasis digital makin dipilih untuk mengurangi risiko penularan virus selain juga alasan kemudahan, kenyamanan dan tentunya keamanan. Identitas digital memberikan nilai lebih dan manfaat, khususnya bagi perusahan yang bergerak bidang pelayanan publik.

Baca Juga

Vice President Sales and Business Development Division NEC Indonesia, Sony Surya Nurcahya mengatakan perusahaan berupaya membantu masyarakat dan dunia usaha beradaptasi dengan menyediakan sistem identitas digital yang terpercaya melalui platform yang menggunakan AI dan teknologi biometrik, serta memanfaatkan fasilitas nirsentuh (contactless).

“NEC bertujuan untuk mendukung aktivitas masyarakat era new normal sambil terus membantu mengurangi penyebaran virus Covid-19,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (11/12).

Menurutnya perusahaan berfokus pada peningkatan kompetensi dalam teknologi informasi dan komunikasi, termasuk dalam auntentifikasi biometric untuk mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan.

Sementara Vice President Enterprise Solution Division NEC Indonesia, Arif B. Subekti menambahkan identitas dan digital merupakan dua kata kunci yang sangat penting dan banyak melibatkan aktivitas dalam bidang usaha. Adapun layanan dan produk yang ada sekarang membuat masyarakat untuk memiliki identitas digital untuk keamanan data pribadi.

Evangelist & Head of NEC Consulting Walter Lee memaparkan identitas digital dapat diterapkan di dalam berbagai sektor, termasuk industri finansial dan ritel. Sebelum masa pandemi, face recognition mudah diterapkan di berbagai fasilitas umum karena kita tidak diwajibkan menggunakan masker.

“Namun saat ini, kita semua diwajibkan menggunakan masker di tempat-tempat umum. Teknologi pengenalan wajah (face recognition) NEC memungkinkan identifikasi wajah sekalipun menggunakan masker serta dapat melakukan pemindaian beberapa wajah sekaligus. Hal ini dapat mengurangi antrean panjang dan jumlah kerumunan di tempat umum,” jelasnya.

Walter Lee menyebut saat ini industri perbankan juga mulai beralih ke platform digital dengan memberikan layanan digital bank kepada nasabahnya. Hal ini sejalan dengan perkembangan layanan berbelanja dan transaksi yang dilakukan secara daring.

“Sehingga untuk menyongkong aktivitas tersebut mau tidak mau, bank harus bisa memberikan layanan yang sesuai,” ucapnya.

Walter Lee menjelaskan teknologi biometrik memiliki kemampuan untuk membaca sidik cari, mengenali wajah, mendeteksi suara, dan teknologi termuktahir yang dapat dilakukan oleh biometrik merupakan mengenali iris mata.

“Pengenalan iris menjadi hal kritikal dikarenakan manusia dapat mengalami perubahan dalam hidupnya seperti perubahan wajah karena usia, terlalu sering menggunakan peralatan berat, sehingga sidik dari menipis, atau melakukan operasi plastik yang merubah struktur tulang,” jelasnya.

Sebagai mitra terpercaya sejak 1899, teknologi biometrik NEC telah menduduki peringkat pertama sebanyak delapan kali untuk sidik jari dan lima kali untuk pengenalan wajah oleh The National Institute of Standards dan Teknologi (NIST). Saat ini, Artificial Intelligence (AI) dan solusi biometrik NEC telah memainkan peran penting dalam membentuk kembali lanskap keamanan dan menata ulang kehidupan masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement