REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian menyebut, pelaksanaan pilkada 2020 di Indonesia dapat menjadi referensi oleh negara lain. Hal ini dikarenakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dijalankan dengan baik selama proses tahapan pilkada.
"Mudah-mudahan bisa menjadi model pilkada tidak hanya di masa pandemi, tapi model ke depan. Kemudian juga bisa kita sharing kepada rekan-rekan kita di negara lain," kata Tito usai rapat koordinasi terkait pelaksanaan Pilkada 2020 di Hotel Melia Purosani, Yogyakarta, Senin (14/12).
Menurutnya, pengaturan jadwal pencoblosan bagi pemilih menjadi salah satu faktor pilkada berjalan dengan baik. Sehingga, jalannya pilkada menjadi lebih tertib yang didukung dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat dalam rangka mencegah potensi meluasnya penyebaran Covid-19.
"Perlu diapresiasi juga ketegasan teman-teman TNI dan Polri. Dengan adanya pengaturan jam, ritmenya pun menjadi konstan, sehingga suasana relatif tertib," ujarnya.
Tito menyebut, pilkada serentak yang digelar di Indonesia di tengah pandemi ini merupakan pemilihan terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Sedangkan, sekitar 90 negara yang melakukan pemilihan umum.
"Baik itu local election maupun central government atau national election, yang di Indonesia ini terbesar kedua setelah Amerika Serikat," ujarnya.
Diaa mengklaim, Indonesia mampu melaksanakan agenda besar dengan partisipan sebanyak 76 juta pemilih dari 100,3 juta pemilih. Bahkan, pemerintah pusat juga mengklaim belum ditemukan kasus Covid-19 akibat penyelenggaraan pilkada serentak hingga saat ini.
"Bangsa kita mampu melaksanakan agenda kolosal, lebih kurang 76 juta dari 100,3 juta pemilih berpartisipasi dalam Pilkada. Jumlah ini menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang kuat," ujarnya.