REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pakar parenting, Elly Risman Musa mengatakan, orang tua perlu berdamai dengan diri sendiri terlebih dulu untuk bisa memahami anak. Ada tiga bagian kanak-kanak dalam diri seseorang yang perlu diketahui untuk berdamai dengan masa lalu.
Pertama, free child atau masa yang menyenangkan dalam masa kecil seseorang. Kedua, adaptive atau masa beradaptasi dalam masa kecil seseorang, dan terakhir rebellious atau masa yang menjengkelkan dalam masa kecil seseorang.
Rebellious inilah yang perlu dimaafkan untuk dapat berdamai dengan masa kecil kita. Untuk itu, kita juga perlu menengok kepada free child agar dapat mensyukuri nikmat kalau tidak seluruh masa kecil kita merupakan sesuatu yang buruk.
Setelah mampu berdamai dengan diri sendiri, memaafkan kesalahan orang tua, barulah orang tua bisa mulai memahami perasaan anak. Elly mengingatkan, perasaan sangatlah penting dan ketika orang lain memahami perasaan kita tentu ada rasa dihargai.
"Begitu yang harus kita lakukan kepada anak kita, pahami perasaannya," kata Elly dalam seminar nasional Pengasuhan Anak di Masa Pandemi dalam rangka Milad 19 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII), Sabtu (12/12).
Ia menerangkan, untuk menasihati anak pertama orang tua perlu menurunkan frekuensi bicara. Lalu, kita perlu membaca bahasa tubuh anak kita, dari membaca bahasa tubuh perlahan kita kenali perasaannya apakah sedang sedih, gelisah, marah atau senang.
"Kita pahami perasaan anak kita. Kalau bertanya perasaannya kenapa, ada apa, itu urusan besok, yang penting anak kita sudah tahu kalau kita mengerti perasaannya," ujar Elly.
Terakhir, Elly mengingatkan, pengasuhan adalah membentuk kebiasaan dan meninggalkan kenangan. Untuk dapat mengasuh anak dengan baik orang tua perlu tinggalkan kenangan pengasuhan orang tua masa lalu, bentuk kebiasaan baru yang sesuai anak kita kini.
"Hal ini sesuai dengan ajaran Islam melalui sabda Rasulullah yang berbunyi didiklah anakmu sesuai zamannya karena dia akan hidup di zaman yang berbeda denganmu," kata Elly.