REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) memperkirakan jumlah serangan siber di Indonesia mencapai 1 miliar kali pada tahun ini. Jumlah ini sekitar 2,5 kali lipat dari catatan Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN).
Peneliti CISSReC Ibnu Dwi Cahyo mengatakan data yang diperoleh BSSN hanya mencakup serangan yang berhasil terdeteksi. Sedangkan serangan senyap justru lebih banyak lepas dari monitor BSSN.
"Data ini aslinya serangan bisa jauh lebih dari itu. Karena data (BSSN) didasarkan pada serangan yang terlaporkan dan terdeteksi. Ada serangan-serangan yang terlewatkan. Bisa jadi serangannya capai 1 miliar," kata Ibnu pada Republika.co.id, Selasa (15/12).
Ibnu mengungkap peretas yang hebat mampu menunaikan tugasnya tanpa terlacak siapapun. Malware Pegasus jadi salab satu jenis tools peretas yang ingin usahanya tak terlacak.