Selasa 15 Dec 2020 16:34 WIB

Gubes UNS Aplikasian Bahan Adiktif untuk Atasi Stres Unggas

Ternak unggas di daerah tropis rentan mengalami stres karena panas.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Rumah Pemotongan Unggas: Pekerja memotong ayam di Rumah Pemotongan Unggas (RPU), Jakarta Selatan, Rabu (27/11).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Rumah Pemotongan Unggas: Pekerja memotong ayam di Rumah Pemotongan Unggas (RPU), Jakarta Selatan, Rabu (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Guru Besar dari Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Adi Ratriyanto, meneliti tentang aplikasi bahan adiktif untuk mengatasi stres pada ternak unggas. Hasil penelitian tersebut akan dibacakan dalam pidato pengukuhan berjudul

Pendekatan Nutrisi dalam Produksi Ternak Unggas Menghadapi Heat Stress pada Era Tanpa Antibiotik dalam Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar UNS, pada Rabu (16/12).

Baca Juga

Iklim tropis seperti di Indonesia sebenarnya tidak ideal untuk budidaya ternak unggas secara komersial. Sebab, cuaca panas akan menimbulkan heat stress yakni stres karena temperatur panas dan kelembaban udara. Tanda-tanda unggas mengalami heat stress yakni terengah-engah karena berusaha membuang panas melalui pernapasan. Kondisi itu dapat mempengaruhi fisiologis san imunitas unggas.

Fakta lainnya, saat ini ternak unggas di Indonesia sudah tidak boleh menggunakan antibiotik dalam pakan sejak 2018. Padahal, negara-negara lainnya sejak tahun 2000-an sudah melarang antibiotik dalam pakan unggas.

"Sehingga untuk mengatasi itu diperlukan bahan-bahan yang bisa berfungsi mengganti peran antibiotik untuk menjaga kesehatan ternak," kata Adi saat jumpa pers di Gedung dr Prakosa kantor pusat UNS, Solo, Selasa (15/12).

Modifikasi kandungan nutien pakan dilakukan dengan bahan-bahan yang dapat menjaga mikroorganisme baik serta meminimalkan populasi bakteri berbahaya seperti E-coli. Menurutnya, ada alternatif bahan adiktif seperti asam organik, prebiotik, probiotik, dan lainnya.

"Yang sudah saya teliti sejak 2005 adalah Betain. Betain selain dapat membantu metabolisme protein dan lemak juga bisa mengatasi heat stress dan menstabilkan mikroorganisme di saluran pencernaaan. Aplikasi betain pada pakan diharapkan ternak unggas dapat bertahan dari heat stress di daerah tropis seperti Indonesia," kata dia.

Adi menambahkan, efektivitas penambahan bahan adiktif tergatung berapa lama unggas terkena heat stress dan tingginya temperatur lingkungan. Cara lainnya, penggunaan metode dengan mengatur kandungan protein dan energi dalam pakan secara lebih tepat agar unggas tidak kelebihan protein yang menyebabkan produksi panas tubuh lebih banyak. Pemberian protein beda-beda tergantung jenis unggas dan usianya.

Upaya lainnya untuk mengatasi dampak heat stress antara lain, melalui perbaikan manajemen budidaya, dengan menyediakan kandang tertutup yang microclimate-nya dapat diatur. Selain itu, dengan mengoptimalkan densitas kandang, sehingga tidak terjadi akumulasi panas berlebihan.

"Melalui upaya-upaya tersebut, diharapkan dapat diperoleh performa ternak dan kualitas produk ternak seperti daging dan telur yang baik," imbuh Adi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement