REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan apresiasi sekaligus pesan kepada pegawai Bea Cukai terkait kinerja dan perannya dalam menjaga negara dan masyarakat. Hal tersebut disampaikan saat Alexander menjadi narasumber pada peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia 2020 (HAKORDIA) yang dilakukan secara daring pada Jumat (11/12).
Alex menyebut bahwa masalah terbesar pemberantasan korupsi di Indonesia adalah tidak ada komitmen dan integritas pimpinan, maka pembangunan zona integritas (ZI) yang merupakan deklarasi dari pimpinan suatu instansi bahwa instansinya menerapkan atau membangun ZI, adalah sangat penting. “Kita bisa belajar tidak hanya dari orang-orang besar namun juga dari orang biasa di sekitar kita,” ujarnya.
Alex menyebutkan beberapa pimpinan yang telah mencontohkan prilaku berintegritas, seperti Bung Hatta, seorang wakil presiden yang tidak bisa membeli sepatu “bally” hingga akhir masa tugasnya. Ada juga Menteri Keuangan periode 1993-1998 Mar’ie Muhammad yang dikenal sebagai Mr. Clean karena perjuangannya memberantas korupsi di masanya, serta Heru Pambudi, Direktur Jenderal Bea Cukai yang berhasil memperoleh Bung Hatta Awards atas kepemimpinannya dalam reformasi Bea Cukai.
“Kami memberikan penghargaan kepada Cleaning Service KRL Jakarta – Bogor. Dia menemukan uang Rp 500 Juta yang dibungkus plastik. Kalau mau dia bisa bawa pulang. Namun yang terjadi, dia menyerahkan kepada petugas untuk diserahkan kepada pemiliknya,” ujarnya mencontohkan perilaku berintegritas dari orang biasa.
“Kami juga memberikan penghargaan kepada seorang penghulu. Yang bersangkutan setiap menikahkan selalu menerima tips selain biaya yang resmi. Tidak besar, hanya seratus hingga dua ratus ribu rupiah. Namun selalu dilaporkan kepada KPK, ada sekitar 80 kali,” ujarnya menambahkan.
Wakil ketua KPK dua periode ini juga mengapresiasi kinerja Bea Cukai dewasa ini. Ia menilai saat ini peran Bea Cukai sangat besar.
Contohnya pada awal pandemi, berperan agar APD tidak semuanya diekspor, sehingga APD dalam negeri terpenuhi. Pemasukan vaksin juga tak lepas dari penjagaan Bea Cukai. Banyak barang impor yang sebetulnya bisa diproduksi di dalam negeri bisa kalah dengan barang dari luar negeri jika Bea Cukai tidak menjaganya.
“Tumbuh kembangnya UKM/IKM membutuhkan kerja teman-teman Bea Cukai untuk menjaga pintu masuk barang illegal masuk yang akan mematikan usaha mereka. Kinerja pemberatasan penyelundupan sangat luar biasa yang tentu ada risikonya. Jika terlepas, kita akan menghadapi situasi negara yang lebih sulit lagi. Negara juga harus mendukung sarpras untuk DJBC seperti kapal patroli. Jangan sampai kalah cepat dengan penyelundup”, jelas Alex.
Alex juga menyampaikan pesan agar DJBC selalu menjaga kinerja dan integritasnya. Alex menyebut 4 “No” untuk membangun pemerintahan yang bersih, yaitu meliputi: 1. No bribery (tidak menyuap); 2. No kickback (tidak menerima suap): 3. No gift (tidak menerima garatifikasi): 4. No Luxurious Hospitaly (tidak menjamu / menerima jamuan secara berlebihan.