REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi Johns Hopkins Medicine and the University of Maryland School of Medicine menunjukkan pemeriksaan suhu tubuh yang dilakukan dengan termometer inframerah non-kontak (NCIT), seperti thermo gun, tidak efektif untuk skrining Covid-19. Padahal, demam merupakan salah satu gejala Covid-19 paling umum.
Berdasarkan panduan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, orang disebut demam jika suhu tubuhnya yang diukur dengan termometer NCIT dekat dahi lebih tinggi atau sama dengan 38 derajat Celsius di luar lingkungan rumah sakit dan 37,8 derajat Celsius pada area perawatan kesehatan.
Penulis studi William Wright mengatakan, hasil pengukuran yang diperoleh dengan NCIT dipengaruhi oleh banyak variabel, mulai dari manusia, lingkungan, dan peralatan. Secara keseluruhan, faktor tersebut dapat memengaruhi akurasi.
"Satu-satunya cara untuk mengukur suhu inti tubuh secara andal membutuhkan kateterisasi arteri pulmonalis yang tidak aman dan tidak praktis sebagai tes skrining," kata Wright dalam editorial Open Forum Infectious Diseases, jurnal daring Infectious Diseases Society of America, dikutip dari Times Now News, Jumat (18/12).