REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Budayawan asal Provinsi Kepulauan Riau, Abdul Malik merasa bangga UNESCO akhirnya menetapkan pantun asal wilayah itu dan Riau sebagai Warisan Budaya tak Benda Dunia. Abdul Malik, yang juga Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji, di Tanjungpinang, Jumat, merasa lega dan bahagia.
Abdul Malik diketahui bertahun-tahun memperjuangkan pantun asal Kepri dan Riau agar masuk dalam Warisan tak Benda Dunia."Alhamdulillah, akhirnya berhasil juga usulan kami. Kita patut bersyukur karena pantun Kepulauan Riau dan Riau dipilih untuk mewakili Melayu Indonesia," ucap dia.
Untuk memperjuangkan pantun ditetapkan sebagai warisan dunia tidak mudah. Sejumlah budayawan dan tokoh melayu di Kepri dan Riau membentuk tim.Tim asal Kepri terdiri dari Abdul Malik dan Syahrial dari Dinas Kebudayaan. Sementara narasumber utama yakni Datok Alipon, Sang Maestro Pantun asal Kepri.
Berbagai kegiatan dilakukan, termasuk rapat kerja yang sudah berulang kali digelar. Tim mengumpulkan data-data, dan menganalisis hingga membuahkan naskah akademik pada tahun 2017. Bersamaan dengan itu, tim telah mengerjakan naskah akademiknya sejak Maret 2017.