REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemampuan menulis adalah salah satu literasi dasar yang perlu dikuasai anak. Kendati jangan membebani anak dengan target, tetap penting mengenalkan kegiatan menulis kepada anak sejak dini. Lantas di usia berapa sebaiknya mulai mengajarkan menulis kepada anak?
Marcelina Marcella, MPsi, psikolog anak Tiga Generasi, mengatakan, anak harus diperkenalkan sejak dini karena tidak mungkin tiba-tiba canggih salam menulis. Menulis membutuhkan proses menggenggam dan kecepatan yang baik.
“Paling krusial saat anak kelas 1 SD karena kurikulumnya sudah formal. Dimulai usia 3 tahun sudah bisa diajarkan dan berkembang krusial saat masuk SD,” kata Marcelina dalam acara bersama SiDu, belum lama ini.
Sementara, saat Taman Kanak-Kanak (TK), anak biasanya perlu mengenal suku kata dan angka. Akan tetapi di SD, kemampuannya sudah harus jauh lebih baik.
Marcelina mengatakan, latihan menulis ini sebaiknya dilakukan di buku tulis, bukan di gawai (gadget saja). Bahkan, mengenalkan gawai sejak dini justru bisa memicu gangguan bahasa dan komunikasi.
Terlebih perkembangan otak anak sampai usia dua tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jika frekuensinya terlalu tinggi, akan menghambat perkembanhan bahasa dan komunikasi, seperti speech delay.
“Ada pakem di bawah dua tahun tidak boleh gawai sama sekali, 2-5 tahun maksimal satu jam. Jadi sebenarnya tidak ada durasi baku tapi tetap disarankan durasi total harus ditentukan dan aktivitas yang dilakukan harus tayangan edukasi dan didampingi orang tua,” tambahnya.
Sebaliknya, saat anak menulis di buku, lebih banyak panca indera yang diaktifkan. Selain itu, menulis secara konvensional juga terbukti mampu meningkatkan daya ingat, artinya membuat memori anak jadi lebih baik ketimbang di gawai.