REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang terkadang merasa tidak cukup menggunakan uang untuk kebutuhan. Mengeluarkan uang untuk keinginan sebenarnya sah-sah saja.
Namun, hal yang harus diingat apakah nantinya hal itu justru mempersulit kehidupan? Ya, belanja berlebihan atau kurang jelas, kemungkinan akan memperumit kehidupan termasuk memperburuk masa depan.
Lantas, bagaimana cara mengontrol keuangan yang lebih tepat? Berikut tips-nya dilansir di My Wallet Hero, Rahu (23/12).
1. Pahami apa itu pengeluaran berlebihan
Menurut survei Perkbox, uang adalah penyebab stres terbesar bagi orang Inggris. Sementara, banyak yang khawatir tidak memiliki cukup uang atau tidak bisa menabung, 22 persen orang Inggris mengatakan mereka membelanjakan lebih dari yang seharusnya dan kemudian khawatir tentang dampaknya pada keuangan mereka.
Pengeluaran berlebihan sering dikaitkan dengan pengeluaran impulsif atau emosional. Contohnya, membeli barang-barang yang tidak perlu karena hal itu membuat orang merasa lebih baik sejenak.
Pengeluaran emosional bisa menjadi masalah besar. Banyak orang menggunakannya untuk mengatasi stres, kesepian, atau agar merasa lebih baik. Padahal menurut Investopedia, pengeluaran emosional bisa berbahaya jika dilakukan secara tidak tepat. Sering kali digunakan sebagai pengganti perilaku tidak sehat lainnya, seperti makan berlebihan atau minum, tetapi bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan benar.
2. Cari tahu tanda mengeluarkan uang berlebihan
Untuk menghentikan pengeluaran berlebihan, harus terlebih dahulu mencari tanda-tanda bahwa orang membelanjakan lebih dari yang seharusnya. Satu tanda yang jelas adalah tidak mengetahui ke mana perginya uang. Jika berulang kali mencapai akhir bulan dengan rekening kosong melompong, ini saatnya duduk dan mengevaluasi pendapatan dan pengeluaran.
Tanda jelas lainnya, harus berhenti menghabiskan begitu banyak uang, seperti melihat barang-barang di rumah Anda yang tidak terlalu ingat pernah membelinya. Barang-barang baru yang masih ada atau dengan tag terlampir yang benar-benar dilupakan dapat menunjukkan bahwa orang membeli secara spontan dan mendapatkan barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Jika membutuhkan wawasan lebih jelas, lihat aturan anggaran 50-30-20. Panduan pengeluaran ini menyarankan untuk membelanjakan 50 persen dari pendapatan untuk biaya hidup dan menyimpan 20 persen untuk tabungan.
Sisanya 30 persen adalah pengeluaran diskresioner, uang untuk berbelanja, pergi makan, atau bergabung dengan pusat kebugaran. Lacak pengeluaran selama sebulan untuk melihat ke mana perginya uang. Jika membelanjakan lebih dari 30 persen untuk keinginan, Anda mungkin melakukan pengeluaran berlebihan.
3. Temukan cara lain untuk mengatasi stres
Jika menggunakan belanja sebagai cara untuk mengatasi stres, maka mencari alternatif dapat membantu mencari cara untuk berhenti membelanjakan uang. Ini bisa berarti menggunakan aplikasi untuk meningkatkan kesehatan mental, pergi hiking atau berlari, hingga berkebun. Cara menarik lainnya mungkin makan lebih sehat, tidur lebih banyak dan luangkan waktu untuk minum teh di penghujung hari.
4. Menabung sebelum berbelanja
Cara yang baik untuk berhenti menghabiskan begitu banyak uang adalah dengan mengurangi posnya. Sebelum melakukan hal lain, kirim uang ke rekening tabungan. Tidak peduli seberapa banyak yang ditabung, jauh lebih baik daripada dibelanjakan untuk hal-hal yang tidak terlalu dibutuhkan.
5. Anggaran untuk kebutuhan sesekali
Alih-alih membiarkan diri membeli secara impulsif, anggarkan anggaran untuk hal-hal yang benar-benar diinginkan. Ini tidak akan menghentikan untuk menghabiskan uang, tetapi akan membuat lebih sadar tentang bagaimana membelanjakan uang.
Anda dapat menggunakan aplikasi dan kalkulator penganggaran untuk membantu mengetahui berapa banyak yang harus dihemat. Misalnya, daripada memanjakan diri dengan kopi atau majalah gourmet harian, tetapkan sasaran tabungan untuk akhir pekan atau sepasang sepatu bot musim dingin yang bagus dan kemudian anggarkan untuk itu.