Kamis 24 Dec 2020 08:50 WIB

Menkes BGS Bukan Dokter!

Menkes bukan dokter saja ribut, dulu menteri penerangan saja bukan lampu.

Presiden Joko Widodo (kiri) memberikan ucapan selamat kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) saat upacara pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020). Presiden melantik enam menteri untuk menggantikan posisi menteri lama (reshuffle) dan lima wakil menteri, diantaranya Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta M Lutfi sebagai Menteri Perdagangan.
Foto: Antara/BPMI Setpres/Muchlis Jr
Presiden Joko Widodo (kiri) memberikan ucapan selamat kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) saat upacara pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020). Presiden melantik enam menteri untuk menggantikan posisi menteri lama (reshuffle) dan lima wakil menteri, diantaranya Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta M Lutfi sebagai Menteri Perdagangan.

Oleh : Arief Rosyid Hasan, Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat/Kerja di Perbankan Syariah

REPUBLIKA.CO.ID ---- Dalam sebuah status di Facebook seorang mentor, tertulis: “Ini orang pada ribut Menkes kok bukan dokter, apa dah lupa, Harmoko, dulu jadi Menteri Penerangan padahal dia bukan lampu”. 

Sontak berbagai respons “ngakak” berderet. Beginilah politik Indonesia yang dipadati jutaan guyon. Sekadar meregangkan suasana, sekaligus secara satir merespon kejadiaan yang berjalan diluar kebiasaan.

Saya jadi ingat, nasihat Menteri BUMN pertama, Pak Tanri Abeng, dalam sebuah silaturrahim singkat di rumahnya, sekitaran Pondok Indah. “Anda harus punya leadership, dengan seperti itu Anda akan bisa ditempatkan di mana saja”. 

Nasihat ini muncul dalam merefleksikan dirinya yang sukses memimpin berbagai perusahaan, juga Kementerian BUMN. Mencari talenta terbaik dalam mengisi posisi terbaik di sejumlah perusahaan negara tersebut.

Selain itu, mungkin karena beliau juga tahu latar belakang saya lulusan Dokter Gigi, S2 dan S3 Kesehatan Masyarakat. Kini sedang belajar dan bekerja di sebuah perbankan syariah. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement