REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) resmi menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK) atau mandatory convertible bond (MCB) tahap pertama senilai Rp1 triliun dengan tenor tiga tahun. Penerbitan OWK tahap pertama ini dilakukan melalui penandatanganan perjanjian dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penerbitan secara bertahap ini merupakan hasil kesepatan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS). Penerbitan OWK tahap selanjutnya akan mengikuti prinsip kehati-hatian.
Menurut Irfan, penerbitan secara bertahap ini akan membantu Garuda dalam mengeksekusi dana talangan secara tepat dan efektif. "Ini sangat dipengaruhi kemampuan kinerja Garuda maupun janji manajemen pada waktu kami mengajukan dana talangan. Kami percaya dana ini harus dieksekusi dengan sangat hati-hatu karena ini adalah dana publik," kata Irfan dalam konferensi video, Senin (28/12).
Irfan menjelaskan, Garuda akan menggunakan dana dari OWK ini sesuai dengan kebutuhan bisnis perseroan. Garuda akan mepertanggubgjawabkan dana tersebut sebaik mungkin dengan memaksimalkan kinerja perseroan secara berkesinambungan. Dana ini diharapkan dapat memperbaiki kinerja fundamental perseroan.
Irfan mengakui dampak pandemi telah membuat kondisi industri penerbangan global termasuk Garuda mengalami goncangan sepanjang 2020. Garuda sendiri mengalami penurunan penumpang secara drastis di awal pandemi.
Namun, menurut Irfan, kinerja Garuda saat ini secara konsisten mengalami pertumbuhan positif meski belum seoptimal tahun sebelumnya. "Angkanya masih di bawah 60 persen dari kondisi normal. Karena itu kita perlu memperkuat struktur permodalan melalui OWK," tutue Irfan.
Hingga kuartal ketiga 2020, menurut Irfan, Garuda berhasil mencatatkan pertumbuhan jumlah penumpang yang konsisten. Per akhir Oktober 2020, jumlah penumpang Garuda telah naik mencapai 739 ribu penumpang. Peningkatan ini sangat signifikan dibanding awal pandemi anyg hanya sekitar 30 ribu penumpang.
Irfan mengungkapkan penerbitan OWK ini menjadi momentum tersendiri bagi perseroan dalam membangun outlook optimisme perseroan di 2021. Dengan telah diterbitkannya OWK ini, Irfan optimistis kinerja perseroan akan semakin membaik dan dinamis dalam menjawab tantangan industri penerbangan di masa akan datang.
Perseroan sendiri selama ini telah melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki kinerja fundamental perseroan. Diantaranya renegosiasi biaya sewa pesawat, relaksasi finansial, efisiensi produksi hingga restrukturisasi jaringan penerbangan. Perseroan juga berhasil mempertahankan konsistensi kinerja bisnis kargo yang menunjukkan potensi yang semakin menjanjikan ke depan.
"Kami juga telah berkomitmen menjalankan efisiensi biaya produksi melalui renegosiasi biaya sewa pesawat, pengelolaan sdm hingga biaya-biaya operasional yg lainnya. Dengan berbagai upaya efisiensi ini, Garuda berhasil melakukan penghematan hingga 15 juta dolar AS per bulan," terangnya.