Senin 28 Dec 2020 19:34 WIB

Pakar Ingatkan tidak Duduk Berlama-lama Saat Buang Air Besar

Pakar sarankan jangan habiskan waktu lebih lama dari yang dibutuhkan di toilet.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Foto: ilustrasi toilet
Foto: Pxhere
Foto: ilustrasi toilet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu hingga dua kali buang air besar baik untuk kesehatan tubuh. Namun, berapa lama idealnya waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menuntaskan membuang tinja?

“Orang rata-rata membutuhkan waktu 10 detik hingga satu menit untuk buang air besar, apabila lebih lama dari itu kemungkinan alami sembelit,” ujar Niket Sonpal, MD, internis dan gastroenterologi di New York City, serta asisten profesor di Touro College of Osteopathic Medicine, seperti dilansir dari laman Well and Good, Senin (28/12).

Baca Juga

Sementara, jika buang air besar kurang dari 10 detik atau cair, maka kemungkinan besar sedang mengalami diare. Kotoran yang dikeluarkan juga cukup lembut dan lembek dengan ujung yang tidak rata.

Sonpal mengingatkan, kotoran tidak boleh ke luar dalam bentuk butiran kecil tetapi harus berukuran beberapa inci. Kemudian, saat membuangnya juga harus merasa nyaman dan mudah dikeluarkan.

Selama feses yang ke luar tampak normal dan tidak ada rasa tidak nyaman, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jadi, selama tidak diare atau terlalu sulit untuk dikeluarkan, kita bisa rileks dan santai. Hanya saja, jangan mengambil majalah dan duduk terlalu lama ketika buang air besar.

“Jangan menghabiskan waktu lebih lama dari yang Anda butuhkan di toilet. Terlalu lama duduk di toilet memberi tekanan pada pembuluh darah di sekitar anus dan dapat menyebabkan wasir," ujar Sonpal.

Sonpal mengatakan, sembelit merupakan indikasi bahwa pola makan kurang serat dan air. Bila mengalami sembelit maka disarankan makan lebih banyak sayuran berdaun hijau, oat, danmakanan berserat tinggi lainnya. Selain itu, minumlah lebih banyak air untuk membersihkan kotoran.

“Jumlah serat yang disarankan untuk orang dewasa adalah 30 hingga 35 gram setiap hari,” kata Sonpal.

Jika memutuskan untuk meningkatkan asupan serat, lakukan secara bertahap. Sebab, menambahkan terlalu banyak serat ke dalam makanan sekaligus dapat menyebabkan gas, kembung, ketidaknyamanan, dan bahkan diare.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement