Oleh : Agung Sasongko*
REPUBLIKA.CO.ID, Marcelo Bielsa tak terlihat kecewa. Raut wajahnya seperti biasa tampak serius seolah tengah menganalisa apa yang terjadi dengan anak asuhnya usai dibantai musuh bebuyutan Manchester United 2-6, di Old Trafford, Akhir pekan kemarin. Lagi-lagi Leeds alami kekalahan besar. Pelatih asal Argentina itu pun dihujani kritik karena taktiknya.
Sudah ada empat klub yang mampu menghajar Leeds dengan skor cukup besar, yakni Leicester City (1-4), Crystal Palace (4-1), Chelsea (3-1), dan Manchester United (6-2). Pada laga melawan United, melansir Opta, ini pertama kalinya tim arahan Bielsa kebobolan enam gol pada laga kompetitif sejak 28 tahun lalu. Tepatnya pada Februari 1992, tim asuhannya yaitu Newell's Old Boys dihajar 0-6 oleh San Lorenzo di Copa Libertadores.
Inilah konsekusensi yang harus dihadapi Bielsa dengan strateginya begitu agresif. Klub yang bermarkas di Elland Road ini sudah kebobolan 30 gol, terburuk dari seluruh konstestan Liga Primer. Catatan lainnya, sebanyak 14 gol dari 30 gol yang masuk ke gawang Illian Meslier itu berasal dari bola mati. Seluruh lawan Leeds memahami kelemahan ini sehingga banyak mengeksploitasinya menjadi titik serangan. Termasuk ketika Leeds harus susah payah menahan gempuran Burnley pada laga Ahad (27/12) kemarin.
Pada laga melawan Burnley di Elland Road, Leeds yang unggul sejak laga berjalan lima menit berkat eksekusi penalti Patrick Bamford bermain bertahan. Berbeda seperti biasanya, Leeds mengubah taktik ketika Nick Pope tampil cukup gemilang menggagalkan peluang-peluang Raphinha, Jack Harrison serta Rodrigo Moreno. Pressing ketat Burnley membuat Bielsa mungkin tak mau ambil risiko.
Karenanya, keunggulan itu kemudian harus dijaga mati-matian oleh Leeds yang lebih banyak berada di bawah tekanan Burnley pada babak kedua. "Di babak kedua kami harus menerapkan garis pertahanan lebih dekat ke gawang kami sendiri. Kami gagal meredam Burnley memainkan pertandingan seperti yang mereka inginkan ataupun menetralisisir itu," ujarnya.
Bielsa berkeras targetnya bersama Leeds tak berubah, yakni tetap bisa menjaga daya saing melawan semua tim di Liga Premier, walau diakuinya itu bukanlah hal mudah. Benar tidak mudah. Apalagi dengan kedalaman skuad yang terbatas. Meski sebenarnya Leeds miliki potensi. Hal itu telah dibuktikan Bielsa dengan mencapai 20 poin pada 15 laga perdana usai promosi dari Divisi Championship. Capaian yang disebut akan membawa Leeds tetap bertahan di Liga Primer.
Permainan atraktif Leeds tak diragukan lagi. Namun fan terlanjur was-was melihat gawang Meslier begitu mudahnya ditembus. Liam Cooper dan Roberct Koch yang paling babak belur dihantam beragam serangan balik dari klub-klub Liga Primer. Kini, baik Cooper maupun Koch harus menepi karena cedera. Keduanya digantikan Ayling yang diplot sebagai bek tengah dan Pascal Struijk sebagai tandemnya.
Wajar fan cemas, Saat melawan United misalnya, Kalvin Phillips yang menjadi kunci dalam strategi Bielsa seolah tak bertenaga lantaran kesulitan bergerak. Lini tengah United bermain lebih rapat dan tentu saja kalah kelas. Bielsa tahu situasi itu terpaksa menggantinya di babak kedua. Di sinilah masalahnya mulai terlihat. Leeds tidak memiliki pelapis sepadan Phillips.
Memasukan Struijk di depan dua bek seperti solusi yang dipaksakan. Harapannya aliran bola United bakal terhenti sehingga Leeds bisa lebih menekan namun cepat dalam bertahan. Struijk yang dipaksakan menjadi gelandang bertahan tak mampu berbuat banyak. Sebaliknya, kesalahan yang dilakukannya menjadi bencana. Struijk justru menyumbang satu gol untuk menambah kran gol United.
Bielsa paham masalah ini namun dari setiap laga di mana Leeds kebobolan jelas, belum ada solusi yang ditemukan dari masalah tersebut. “Kami paham akan masalah ini, dan kami melakukan hal yang diperlukan untuk memperbaikinya. Tapi belum cukup, kami harus bekerja keras agar permasalahan ini tidak lagi mempengaruhi pertandingan,” ungkap Bielsa.
Bursa transfer Januari mungkin jadi kesempatan Leeds dan Bielsa untuk berbenah. Salah satu area yang perlu dibenahi adalah lini belakangnya. Leeds juga perlu mencari pelapis Philips dan Pablo Hernandez. The Magician sudah berkepala tiga sehingga secara fisik akan mulai sulit bermain secara reguler. Bielsa juga perlu mempersiapkan pelapis Bamford. Pemain asal Inggris itu mulai menjadi andalan, dan Leeds mulai ketergantungan pada gol Bamford. Rodrigo yang dibeli dari Valencia belum menemukan sentuhan permainannya.
*) Penulis adalah jurnalis republika.co.id