Rabu 30 Dec 2020 10:07 WIB

Pakar: Prinsipnya, tak Ada Data yang Terhapus Permanen

Pakar jelaskan bahwa data yang dihapus dari ponsel tak bisa terhapus permanen.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Pakar jelaskan bahwa data yang dihapus dari ponsel tak bisa terhapus permanen (Foto: ilustrasi)
Foto: Pikist
Pakar jelaskan bahwa data yang dihapus dari ponsel tak bisa terhapus permanen (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertanyaan banyak muncul terkait pernyataan Gisella Anastasia (Gisel) yang mengaku sudah menghapus video asusila dirinya dari ponsel. Namun, video tersebut bisa muncul kembali dan tersebar yang membuatnya kini menjadi tersangka.

Benarkah data yang sudah dihapus bisa muncul kembali? Atau, apakah data di dalam ponsel memang tak bisa dihapus?

Baca Juga

Peneliti lembaga riset keamanan siber CISSReC, Ibnu Dwi Cahyo, mengatakan, pada dasarnya data tidak bisa dihapus secara permanen. Meskipun sang empunya perangkat sudah memastikan menghapus datanya.

“Tapi prinsipnya data itu sebenarnya tidak pernah permanen dihapus, kecuali data yang dihapus permanen itu adalah data yang ditimpa,” ujarnya kepada republika.co.id, Selasa (29/12).

Ibnu memberi contoh, ada satu file bernama 'file x'. Kemudian, ada file baru lainnya dengan nama yang sama. Secara otomatis sistem di dalam ponsel akan memberikan informasi bahwa ada file lain dengan nama yang sama sudah tersimpan.

Sistem pada ponsel kemudian akan memberikan pilihan pada pengguna, yakni ingin menyimpan file baru dengan mengubah nama, atau tetap menyimpannya dengan nama yang sama tetapi file lama akan terhapus.

Kan biasanya kita dikasih pilihan. Dihapus salah satu, dipertahankan dua-duanya atau tidak jadi dicopy. Kalau itu jadi dicopy-paste dan file yang lama kita pilih hapus, itu benar-benar terhapus permanen,” kata Ibnu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement