Rabu 30 Dec 2020 13:16 WIB
Cerita di Balik Berita

Dipecat Membawa Nikmat: Saat Wartawan Dituduh Mata-Mata ABRI

Mungkin aku dituduh mata-mata karena sering ngobrol dengan camer yang kerja di Mabes

M Subroto, Jurnalist Republika
Foto: dok. Republika
M Subroto, Jurnalist Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Subroto, Jurnalis Republika

Setamat kuliah aku langsung bekerja sebagai wartawan. Sampai saat ini aku hanya satu kali berpindah kantor. Pindah pun ceritanya karena ‘dipaksa keadaan’.

Hari itu pertengahan tahun 1996, aku dipanggil  bagian sumber daya manusia (SDM) Harian Berita Yudha (BY), tempat aku bekerja. Aku diminta datang ke kantor di Jakarta. Kebetulan aku liputan di Bekasi dan tinggal di Bekasi.

Melalui alat komunikasi pager teman-teman memberikan selamat. Isunya aku akan diangkat menjadi karyawan tetap pertama di antara para calon reporter. Kami sudah enam bulan jadi calon reporter di BY.

Aku berangkat dengan percaya diri. Aku senang bisa lebih dulu diangkat jadi karyawan. Menurutku wajar karena kinerjaku lumayan bagus. Setiap hari aku membuat tak kurang dari tiga berita. Aku juga tak pernah mendapat surat peringatan karena melakukan kesalahan.

Aku menemui sang kepala manajer SDM di ruangannya. Baru pertama kali aku bertemu pria itu. Dia tersenyum ramah menyambutku. Dia duduk dengan gelisah. Beberapa kali dia  membolak-balik selembar kertas yang dipegangnya. Lalu menarik napas panjang.

“Maaf Mas, kontraknya tidak diperpanjang,” katanya. Bagai petir di siang bolong aku mendengar kalimat itu. Kaget. Dipanggil bukannya diangkat, malah dipecat.

”Maksudnya apa Mas?“ tanyaku tidak mengerti.

“Ya, Mas Broto tidak diteruskan menjadi wartawan di sini.”

Aku masih bingung. Aku tahunya kan dipanggil untuk diangkat.

“Salah saya apa Mas?” tanyaku.

“Maaf Mas saya tidak bisa menjelaskan,” katanya sambil bersandar ke kursi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement