REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nora Azizah*
Aktor kawakan Tom Hanks boleh saja berkata bahwa bioskop akan terselamatkan dari pandemi. Ia meyakini keberadaan bioskop akan tetap ada. Rasa optimistis itu tumbuh karena masih banyak film yang akan dirilis langsung di layar lebar.
Menurutnya, ada segelintir film yang memang memakan bujet tinggi dan khusus dibuat untuk layar bioskop. Contoh saja, film besutan Marvel Cinematic Universe (MCU) yang memang dibalut dengan efek khusus agar mengguncang ruangan teater. Bila film kelas berat tersebut harus dirilis secara streaming, tentunya kerja keras pembuat film hampir mendekati sia-sia.
Namun, Hanks tetap memberi isyarat bahwa popularitas gedung bioskop mungkin tidak akan seperti dulu. Perubahan gaya hidup menikmati film kian bergeser, khususnya selama pandemi.
Bagi seorang Tom Hanks yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia film, ia tak menampik keberadaan bioskop streaming memang mulai menjanjikan. Bahkan, Hanks tidak masalah bila banyak film baru dirilis melalui streaming.
Ucapan Hanks memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai aktor ternama, Hanks pasti sudah melihat arah dari industri film dunia. Percaya atau tidak, pendapat Hanks memang ada benarnya.
Mungkin keberadaan bioskop tidak akan sepenuhnya terlupakan. Hal ini dibuktikan dengan perilisan film Wonder Woman 1984 pada 25 Desember lalu. Siapa sangka, di tengah pandemi, film ini bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 545 miliar secara global dari penayangannya di bioskop.
Sebelumnya, perilisan 'Wonder Woman 1984' sudah tertunda beberapa kali, tetapi Warner Bros. bersikukuh akan meluncurkan 'Gal Gadot dan Chris Pine' di bioskop. Sekuel dari pahlawan super Wonder Woman memang ditunggu-tunggu penggemarnya di seluruh dunia. Buah kesabaran Patty Jenkins dan kawan-kawan ternyata manis. 'Wonder Woman 1984' merajai box office dengan pendapatan paling tinggi.
Sekiranya, ucapan Hanks soal film yang memang harus dirilis di bioskop ada benarnya. Dalam kasus perilisan film di tengah pandemi, 'Wonder Woman 1984' terbilang sukses besar dengan mengantongi pendapatan yang tak sedikit. Padahal, film ini tidak sendirian di jadwal film bioskop.
Dua film box office lainnya, yakni 'News of The World dan The Croods: A New Age' juga mengisi layar lebar teater. Namun, nasib keduanya tidak seindah 'Wonder Woman 1984'. Pendapatan keduanya sangat jauh di bawah 'Wonder Woman 1984'.
'Wonder Woman' bisa mencuri perhatian mata para penggemar film di seluruh dunia untuk tak takut menonton di bioskop. Sebab, mungkin seperti yang disebutkan Tom Hanks, bahwa film ini memang dibuat untuk mengguncang bioskop.
Wajah bioskop di tahun depan mungkin cukup tergambar dari peran 'Wonder Woman'. Meski Warner Bros. bersikeras merilisnya di bioskop, sang pahlawan juga ditayangkan secara streaming di HBO Max. Sikap ini pula yang menandakan platform streaming tetap tak bisa diabaikan.
Warner Bros. melihat pasar menonton film di rumah sambil 'rebahan' kian menjanjikan. Tak hanya Wonder Woman yang dijadikan umpan untuk curi perhatian. Namun, Warner Bros. juga akan merilis hampir seluruh filmnya melalui layanan HBO Max.
Beberapa judul, antara lain 'Godzilla vs Kong' hingga 'The Conjuring: The Devil Make Me Do It' dipastikan rilis melalui HBO Max. Perilisan secara streaming dilakukan karena tidak sepenuhnya orang-orang tergerak untuk ke bioskop selama pandemi. Keputusan yang diambil Warner Bros. ini menandakan 'Bioskop Rebahan' memang kian menjanjikan tahun depan.
'Bioskop Rebahan' memang kian membuat banyak orang nyaman. Hal ini terbukti dari banyaknya pelanggan baru yang bergabung di platform streaming Netflix. Hingga pertengahan tahun ini, jumlah pengguna Netflix naik tajam sebesar 15,8 juta orang.
Prediksi platform Netflix tetap menjanjikan di tahun depan juga terlihat dari prediksi pendapatan Reed Hastings dan Ted Sarandos sebagai pendirinya. Beberapa laporan menyebutkan bahwa keduanya akan mengantongi pendapatan sekitar 34 juta dolar AS (sekitar Rp 477 miliar) di tahun depan.
Pandemi memang membuat Hastings dan Sarandos menang banyak. Saat ini, Netflix memiliki lebih dari 197 juta pengguna di seluruh dunia. Saham Netflix juga mencatat pertumbuhan hingga 63 persen tahun ini.
Bagaimana di Indonesia? Nampaknya, 'Bioskop Rebahan' juga menjanjikan hingga tahun depan di Indonesia. Menonton streaming kian membuat masyarakat lebih nyaman. Hal ini terlihat dari keberadaan bioskop yang masih redup meski sebagian sudah mulai dibuka. Sementara, sebagian bioskop yang masih tutup tak lagi menarik untuk dilihat mata.
Platform menonton streaming di Indonesia juga kian tumbuh. Saat Netflix menaikkan harga langganannya karena pajak, pengguna Indonesia tetap saja tak beranjak. Bahkan, satu per satu platform bioskop online kian bermunculan di Indonesia.