Sabtu 02 Jan 2021 06:30 WIB

Divaksin, Akankah Hasil Tes Covid-19 Malah Jadi Positif?

Vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech dan Moderna tak mengandung virus hidup.

Perawat Gustavo Rodriguez memberikan suntikan vaksin Sputnik V Rusia untuk Covid-19 kepada Dr. Estefania Zevrnja di Rumah Sakit Dr. Pedro Fiorito di Avellaneda, Argentina, Selasa, 29 Desember 2020.
Foto: AP/Natacha Pisarenko
Perawat Gustavo Rodriguez memberikan suntikan vaksin Sputnik V Rusia untuk Covid-19 kepada Dr. Estefania Zevrnja di Rumah Sakit Dr. Pedro Fiorito di Avellaneda, Argentina, Selasa, 29 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahukah Anda, vaksin Covid-19 tidak akan membuat orang mendapatkan hasil positif pada tes Covid-19? Hal tersebut terbukti dalam uji klinis yang dilakukan di Amerika Serikat.

Pakar kesehatan menyatakan, vaksin Covid-19 tak mengandung virus hidup yang menyebabkan seseorang terkena penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 tersebut. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menjelaskan, vaksin bekerja dengan mengajari sistem kekebalan tubuh cara mengenali dan melawan virus yang menyebabkan Covid-19.

Hal senada diungkapkan asisten profesor ilmu kebidanan, ginekologi dan reproduksi di University of California, San Francisco, Dr. Stephanie Gaw. Dikutip dari Livescience, mereka mengungkapkan, vaksin yang dikembangkan Pfizer-BioNTech dan Moderna tidak mengandung virus corona, melainkan mengandung molekul atau disebut mRNA yang tidak dapat menyebabkan infeksi dalam tubuh.

Dalam laman resminya, CDC Amerika Serikat menjelaskan, saat tubuh mengembangkan respons imun, yang merupakan tujuan vaksinasi, ada kemungkinan orang akan mendapat hasil positif dalam tes antibodi. Tes antibodi menunjukkan Anda pernah mengalami infeksi sebelumnya sekaligus kemungkinan perlindungan tertentu terhadap virus.

"Para ahli saat ini sedang melihat bagaimana vaksinasi Covid-19 dapat memengaruhi hasil pengujian antibodi," tulis CDC.

Fakta lainnya ialah para penyintas Covid-19 masih bisa mendapatkan manfaat vaksin karena ada kemungkinan terkena infeksi kembali. Menurut CDC, saat ini para ahli kesehatan belum mengetahui sampai kapan seseorang terlindungi dari Covid-19 setelah sembuh.

Beberapa bukti awal menunjukkan kekebalan alami mungkin tidak bertahan lama. Walau begitu, para pakar kesehatan sepakat vaksin dapat membantu Anda mencegah terkena Covid-19 dengan menciptakan respons antibodi tanpa harus membuat orang mengalami sakit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement