Ahad 03 Jan 2021 16:55 WIB

Din Syamsuddin adalah Adikku dan Doa Kita

Din Syamsuddin menikahi cucu pendiri Pesantren Gontor

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menikah dengan Rashda Diana di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Ahad (3/1).
Foto: Jatimnow
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menikah dengan Rashda Diana di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Ahad (3/1).

Oleh : Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID.

Dia adalah adikku yang sudah lama aku kenal  sehingga aku tahu betul sifat dan budinya. Dia adalah orang baik, pintar dan punya cita-cita. Dia senang bergaul dan maunya ingin membahagiakan semua orang yang ada di sekelilingnya.

Dulu dia pernah jadi anak buahku. Uang gajinya boleh dikatakan habis untuk mentraktir dan membantu adik-adik seperjuangannya.

Dia benar-benar idola atau mungkin tepatnya uswah hasanah bagi teman-teman dan para yuniornya. 

Setelah tiba waktunya dia pun berkeluarga kemudian pergi kuliah ke Amerika. Pulang jadi Doktor dan berjuang di Muhammadiyah, organisasi yang sangat  dicintainya.

Isterinya Vira Beranata adalah mungkin satu-satunya orang di dunia ini --di samping ibu kandungnya tentunya-- yang betul-betul mengerti dan faham akan dirinya yang mau menerima semua kelebihan dan kekurangannya. 

Mereka punya anak tiga, laki-laki semuanya. Mereka bahagianya luar biasa yang denyutnya sampai terasa ke jantung saya.  

Tapi Tuhan memanggil sang istri tercinta dan aku sebagai kakak benar-benar menitikkan airmata. 

Apakah ada kira-kira wanita yang kuat dan sabar yang bisa menggantikan untuk mendampinginya dalam perjuangannya?

Lebih kurang setahun kemudian dia pun menemukan tambatan hatinya untuk dijadikan sebagai pendamping hidupnya. 

Aku lihat dia senang dan bahagia. Tapi sayang setelah beberapa tahun berkeluarga badai pun datang menerpa.  

Apa yang terjadi biarlah mereka berdua saja yang tahu akan duduk masalahnya. Yang mungkin penting kita ketahui, dia sebenarnya masih sangat sayang kepada istrinya, dan aku tahu bagaimana dia sebagai nakhoda telah  berjuang keras untuk menyelamatkan kapalnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement