REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyebut Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 2020 tercatat rendah 1,68 persen (yoy). Nilai tersebut berada di bawah kisaran sasaran 2-4 persen.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, inflasi yang rendah tersebut dipengaruhi permintaan domestik yang belum kuat sebagai dampak pandemi Covid-19. Selain itu karena pasokan yang memadai dan sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menjaga kestabilan harga.
"Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga inflasi di kisaran sasarannya 2-4 persen pada 2021," katanya dalam keterangan pers, Senin (4/1).
IHK Desember 2020 yang terkendali mendorong capaian inflasi tahun 2020 yang rendah. Secara bulanan, inflasi IHK pada Desember 2020 mencapai 0,45 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 0,28 persen (mtm).
Inflasi tersebut lebih rendah daripada rerata inflasi Desember lima tahun sebelumnya sebesar 0,67 persen (mtm). Berdasarkan komponennya, inflasi inti tercatat 0,05 persen (mtm), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,06 persen (mtm).
Inflasi kelompok administered prices terjaga rendah sebesar 0,35 persen (mtm). Meskipun sesuai pola musiman akhir tahun meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 0,16 persen (mtm).
"Sementara itu, inflasi kelompok volatile food tercatat 2,17 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan November 2020 sebesar 1,31 persen (mtm), sejalan pola musiman akhir tahun," katanya.