REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dari Shenzhen Institutes of Advanced Technology di China mengatakan, obat kemoterapi yang biasa dipakai untuk perawatan limfoma fase terminal tampak mengungguli remdesivir yang populer melawan virus Covid-19. Hal itu terungkap dari hasil simulasi komputer dan penelitian laboratorium.
"Obat kemoterapi yang awalnya dikembangkan untuk mengobati kanker berpotensi dialihgunakan sebagai obat untuk menghambat replikasi virus Covid-19," kata peneliti dari Shenzhen Institutes of Advanced Technology, Haiping Zhang, dikutip dari Times Now News, Selasa (5/1).
Zhang menjelaskan, dengan menggunakan pendekatan hibrida, para peneliti menyaring 1.906 obat yang ada untuk mengetahui kemampuan potensial mereka untuk menghambat replikasi virus Covid-19 dengan menargetkan protein virus yang disebut RNA-dependent RNA polymerase (RdRP). Dalam penelitian yang dimuat di jurnal PLOS Computational Biology, para peneliti menyebut mereka mengidentifikasi empat obat yang menjanjikan, yang kemudian diuji terhadap virus SARS-CoV-2 dalam percobaan laboratorium.