REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura II (Persero) melayani sebanyak 412.186 pergerakan pesawat (take off dan landing) dengan jumlah pergerakan penumpang mencapai 35,54 juta orang sepanjang 2020 dan di tengah pandemi Covid-19.
“Pada awal tahun ketika terjadi pandemi COVID-19, kami menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan [RKAP] yang baru dengan target jumlah penumpang 34,6 juta orang pada 2020. Dan, berkat berbagai upaya serta kerja keras seluruh karyawan, target tersebut terlampaui di mana pergerakan penumpang mencapai 35,54 juta orang,” kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (5/1).
Menurut Awaluddin, tantangan cukup berat dan berdampak ke pasar penerbangan nasional apalagi internasional. “Namun, kami bersyukur bahwa di tengah tantangan ini seluruh bandara AP II dapat tetap optimal menjaga konektivitas udara Indonesia serta mendukung aktivitas masyarakat. Tidak lupa, seluruh bandara juga menerapkan protokol kesehatan guna mencegah COVID-19 dan menambah keyakinan terhadap transportasi udara,” ujarnya.
Sepanjang 2020, bandara AP II yang paling sibuk adalah Bandara Soekarno-Hatta dengan jumlah pergerakan pesawat 212.755 penerbangan dan jumlah pergerakan penumpang mencapai 20,54 juta penumpang.
Ia menyebutkan pada Januari – Februari 2020 jumlah penumpang di 19 bandara peseroan masih tergolong tinggi yakni sekitar tujuh hingga delapan juta orang per bulan. Memasuki Maret di mana COVID-19 sudah dinyatakan pandemi, jumlah penumpang tercatat sekitar lima juta orang.
Pada April jumlah penumpang sekitar 800.000 orang, kemudian Mei sekitar 118.000 orang. “Lalu lintas penerbangan mulai ‘rebound’ pada Juni dengan jumlah penumpang sekitar 600.000 orang, kemudian berlanjut ke Juli sekitar 1,58 juta orang, lalu Agustus sekitar 2,15 juta orang dan September sekitar 1,83 juta orang,” kata Awaluddin.
Pada Oktober jumlah penumpang kembali meningkat menjadi sekitar 2,18 juta orang, lalu November sekitar 2,91 juta orang dan Desember sekitar 3,45 juta orang.
Khusus untuk kargo, sepanjang tahun lalu mampu membukukan volume hingga 693,61 juta kilogram. Awaluddin mengatakan bisnis angkutan kargo relatif stabil jika dibandingkan dengan pasar angkutan penumpang pesawat.