REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Psikolog dari Biro Psikologi Metafora Purwokerto Ketty Murtini mengatakan kasih sayang yang diberikan orang tua dapat mempengaruhi kesehatan mental anak di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Kasih sayang ibu dan ayah akan memberikan semangat dan berdampak positif bagi kesehatan mental anak, selain itu juga akan memberikan motivasi agar anak siap menghadapi tantangan tahun baru di tengah pandemi," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (7/1)
Dia menjelaskan, besar kemungkinan tahun 2021 masih akan menghadirkan banyak tantangan yang harus dihadapi seorang anak.
"Situasi pandemi yang mengharuskan anak belajar dari rumah, banyak berkegiatan di dalam rumah akan memberikan tantangan tersendiri. Hal itu dapat mempengaruhi kondisi mental sehingga diperlukan intervensi orang tua untuk menjaga kesehatan mental anak," katanya.
Selain memberikan rasa cinta dan kasih sayang di tengah keluarga diperlukan juga dorongan agar anak memiliki kemauan untuk belajar.
"Belajar mengendalikan, belajar taat, belajar lebih terbuka dan dekat dengan keluarga, terutama keluarga inti," katanya.
Dia mengatakan bahwa keluarga, terutama orang tua, memang menjadi yang utama dalam mengawal pertumbuhan dan perkembangan anak. "Tentunya dengan dukungan dan bimbingan yang tepat, apa lagi di masa sekarang ini. Kenapa harus tepat?
Ya karena jika tidak tepat akan sia-sia, harus mengetahui dulu keinginan dan kebutuhan anak, cita-cita, emosinya, kesukaannya dan lain sebagainya," katanya.
Untuk mengetahuinya orang tua perlu menjalin komunikasi dua arah yang intensif dengan anak mereka, orang tua juga harus lebih peka dan memiliki kemauan untuk mendampingi anak.
"Komunikasi dua arah dengan saling berbagi cerita dan keluh kesah itu salah satu jalan untuk memahami anak-anak, tentu dengan situasi yang mendukung, santai, nyaman dan aman," katanya.
Terutama dalam kondisi pandemi yang penuh kecemasan seperti saat ini, kata dia, kehangatan keluarga dapat memberikan rasa nyaman dan aman, dan sangat diperlukan sebagai tempat untuk "pulang".
"Situasi seperti ini harus dikondisikan, dibuat sedemikian rupa, karena tidak datang dengan sendirinya melainkan harus diciptakan oleh masing-masing anggota keluarga," katanya.
Dengan pondasi keluarga yang kuat dan penuh kasih sayang, maka setiap anggota keluarga akan punya bekal menghadapi tantangan, perubahan dan situasi khusus walaupun dalam kondisi yang kurang menyenangkan," katanya.
Karena itu, kata dia, keluarga memiliki peran yang sangat strategis dalam menyiapkan kekuatan mental seorang anak dalam menghadapi tantangan termasuk pada masa pandemi.
Dia juga mengingatkan bahwa cinta dan kasih orang tua sangat dibutuhkan dalam mendukung tumbuh kembang seorang anak.
"Anak-anak yang sedari kecil hidup penuh cinta akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan kreatif karena sudah punya bekal cinta dari rumah," katanya.