REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Subroto, Jurnalis Republika
Jalur Gaza sudah lama menjadi tempat yang ingin aku kunjungi. Keinginanku menginjakkan kaki ke wilayah yang masih diblokade Israel itu bahkan sampai terbawa ke dalam mimpi.
Bulan Oktober, tahun 2012 kesempatan berangkat itu datang padaku. Kantor memintaku meliput ke Jalur Gaza bersama dengan tim Medical Emergency Resque Committee (MER-C). MER-C sedang membangun Rumah Sakit Indonesia di Bait Lahiya, Gaza Utara.
Tentu aku senang sekali. Segera saja aku mempersiapkan diri. Ini perjalanan ke luar negeri yang berbeda dengan sebelumnya. Aku tak perlu menyiapkan koper. Tak perlu juga membawa jas dan dasi.
Persiapanku ke Gaza seperti akan naik gunung saja. Menggunakan tas ransel sebagai pengganti koper, memakai sepatu gunung, dan membawa pakaian lapangan.
Tak ketinggalan menyiapkan makanan kering. Ibu mertuaku sengaja membuatkan sambal teri kacang yang bisa bertahan selama beberapa hari.
Aku harus siap dengan berbagai kemungkinan di Gaza nanti. Bukan hanya bertahan dengan segala kesulitan di sana, bahkan nyawaku bisa melayang.