Sabtu 09 Jan 2021 06:06 WIB

Bertaruh Nyawa di Kota Gaza: Israel Kirim Bom di Kala Subuh

Bom yang aku dengar adalah permulaan serangan masif Israel ke Gaza tahun 2012.

Red: Karta Raharja Ucu
Jurnalis Republika, Subroto (kiri bawah) saat berada di sebuah sekolah di Gaza, Palestina.
Foto: dokumen pribadi
Jurnalis Republika, Subroto (kiri bawah) saat berada di sebuah sekolah di Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Subroto, Jurnalis Republika

Tulisan ini adalah bagian kedua dari pengalaman liputan aku di Gaza Palestina pada 2012. Jika Anda belum membaca tulisan pertama, silakan klik link di sini: Bertaruh Nyawa di Kota Gaza: Dibayangi Rudal-Rudal Israel

***

Hari itu Rabu 23 Oktober 2012, aku menginap di apartemen. Usai Subuh seperti biasa aku tidak tidur. Sedang asyik membuka laptop, tiba-tiba terdengar suara dentuman.

Njedaaarr….,” suara keras dari luar memekakkan telinga.

Aku terkejut bukan main. Baru kali ini aku mendengar suara ledakan begitu dahsyat. Dari jendela apartemen lantai enam tempat kami menginap, aku melongok keluar.

Langit Gaza masih agak gelap. Tak ada tanda-tanda asap bekas ledakan di wilayah pantai Gaza. “Tenang saja, bukan bom sepertinya,” kata dokter Joserizal Jurnalis berusaha menenangkanku.

Aku tahu pendiri MER-C itu hanya berusaha agar aku tidak panik. Yang kudengar itu jelas suara bom. Tak mungkin suara petasan sekeras itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement