Sabtu 09 Jan 2021 12:28 WIB

 Akademisi: Nelayan Masih Gunakan Formalin Awetkan Ikan

Bisa jadi dari makanan (ikan) yang dikonsumsi, malah mengaktifkan sel kanker.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Prof Dr Keri Lestari M.Si Apt.
Foto: Istimewa
Prof Dr Keri Lestari M.Si Apt.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Inovasi pengawet dari bahan yang aman, menjadi hal yang krusial dalam menjaga perekonomian nelayan di tengah pandemi Covid-19. Karena, jangan sampai para nelayan hanya menggunakan formalin atau zat kimia berbahaya dalam mengawetkan ikan dan hasil laut.

photo
Ikan berformalin. - (Republika)
 

Menurut Ketua Tim Inovasi Universitas Padjadjaran, Prof Keri Lestari, pihaknya terus mendorong pemerintah bersama akademisi dan dunia usaha menyediakan pengawet ikan yang aman. Terutama, pengawet alami untuk digunakan para nelayan dan pedagang hasil laut.

"Kalau yang namanya formalin itu kan zat kimia yang harusnya memang tidak digunakan, tapi kenyataanya di lapangan ada," ujar Keri di diskusi bertajuk "Solusi Meningkatkan Ekonomi Nelayan di Tengah Pandemi Melalui Produk Inovatif" di Bandung, Jumat (8/1).

Keri mengatakan, formalin atau boraks seharusnya tak digunakan karena bisa memicu penyakit kanker. Seharusnya, ikan dan hasil laut menjadi makanan yang sehat dan bergizi.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement