Senin 11 Jan 2021 16:45 WIB

Proses Repatriasi Cagar Budaya Butuh Hingga Empat Tahun

Kemendikbud melakukan proses repatriasi cagar budaya dari koleksi musem di Belanda.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ratna Puspita
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan proses repatriasi cagar budaya dari koleksi musem yang ada di Belanda. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan poses ini diperkirakan akan memakan waktu tiga sampai empat tahun. 

Hilmar mengatakan proses repatriasi cagar budaya ini fokus kepada benda-benda bernilai sejarah yang jika dilihat melalui sejarahnya, diambil secara tidak pantas. Hilmar menjelaskan, seperti yang diketahui pada masa penjajahan terjadi banyak peperangan antara Belanda melawan penguasa lokal. 

Baca Juga

"Ya kita tahu dalam masa kolonial ada perang melawan penguasa-penguasa lokal yang sering disertai dengan penghancuran milik. Banyak dari benda-benda itu kemudian dibawa ke Belanda," kata Hilmar, dalam telekonferensi, Senin (11/1). 

Ia mengatakan, Ditjen Kebudayaan sudah membentuk komite khusus yang nantinya akan melakukan penyelidikan terkait benda-benda cagar budaya ini. Penelitian dilakukan pada koleksi museum yang ada di Belanda untuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal-usul perjalanan dari benda museum yang bersangkutan. 

"Persiapannya sudah cukup jauh, kita sedang membentuk komite, di dalam komite akan didukung oleh sebuah panel ahli yang terdiri dari tujuh ilmuwan dari berbagai macam bidang, yang nantinya akan membantu dalam proses penentuan status dari koleksi tersebut," kata Hilmar menambahkan. 

Selain itu, Ditjen Kebudayaan juga akan bekerja sama dengan Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud terkait proses penelitian ini. Rencananya, akan ada dukungan dari Ditjen Dikti menyelaraskan program beasiswa untuk S-2 dan S-3 agar bisa membantu program ini. 

Ia mengatakan, mahasiswa S-2 dan S-3 nantinya bisa ikut meneliti benda budaya terkait sambil meraih gelar mereka. Di satu sisi, pemerintah terbantu dengan hadirnya mahasiswa ini dalam proses penelitian benda-benda bersejarah yang akan direpatriasi. 

Hilmar menjelaskan benda yang diteliti adalah benda dengan nilai sejarah yang tinggi. Beberapa hal yang menjadi fokus adalah koleksi museum seperti keris, mahkota, dan kelengkapan-kelengkapan yang dimiliki oleh penguasa di masa lalu. 

Selain itu, ia mengatakan, naskah-naskah kuno juga akan diteliti untuk nantinya dilakukan repatriasi. Hilmar mengatakan, Kemendikbud menduga masih banyak sumber-sumber informasi naskah dan prasasti yang ada di koleksi museum di Belanda. 

"Intinya memang semua benda-benda yang sangat terkait dengan pembentukan identitas kita, itu yang akan jadi sasaran. Itu yang memiliki nilai sejarah signifikan," kata dia lagi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement