REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (12/1) sore ditutup melemah, masih dipicu kenaikan imbal hasil obligasi AS. Rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.130 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.125 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa (12/1), mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan imbal hasil (yield) obligasi AS yang meningkat seiring ekspektasi belanja pemerintah yang lebih besar di bawah pimpinan Joe Biden.
"Ekspektasi tersebut mendorong dolar terus menguat," ujar Ibrahim.
Imbal hasil obligasi AS pada awal pekan kembali mencetak level tertinggi baru di 2021 di kisaran 1,15 persen setelah hari sebelumnya ditutup di kisaran 1,12 persen.
Sementara itu jumlah kasus Covid-19 global terus meningkat dan telah melampaui 90,87 juta kasus pada 12 Januari, menurut data Universitas Johns Hopkins. Meningkatnya angka tersebut telah mendorong beberapa negara, termasuk China, untuk memperpanjang tindakan penguncian.
Dari kasus global, lebih dari 22,6 juta kasus berada di AS dengan lebih dari 22.000 nyawa orang Amerika hilang karena virus selama minggu sebelumnya. AS melanjutkan peluncuran vaksin Covid-19, dengan hampir 9 juta orang Amerika diinokulasi dengan dosis vaksinasi pertama mereka pada Senin (11/1) kemarin.