REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Dropbox telah mengumumkan akan mengurangi tenaga kerja globalnya sekitar 11 persen, yang berarti 315 pekerjaan dihentikan. CEO Drew Houston mengatakan keputusan itu menyakitkan.
Keputusan itu dilakukan untuk menciptakan bisnis yang sehat dan berkembang untuk masa depan. Dropbox adalah perusahaan layanan penyedia data berbasis web.
Dengan pindahnya Dropbox ke kebijakan Virtual First, Dropbox pindah tidak perlu menginvestasikan banyak sumber daya untuk mendukung lingkungan di kantornya. Houston menyoroti perusahaan tersebut berjanji untuk mempertahankan orang-orang selama 2020 untuk melihat mereka melalui tahun yang sulit. Perusahaan sudah menepati janji itu, tetapi ke depannya CEO mengatakan perusahaan perlu mempersiapkan tahap pertumbuhan berikutnya.
Dilansir dari Neowin, Kamis (14/1), Houston mengatakan dia bertanggung jawab penuh untuk memberhentikan 315 karyawan. Menurutnya, itu adalah salah satu keputusan tersulit yang harus dia buat dalam 14 tahun sebagai CEO Dropbox.
Bergantung pada lokasinya, karyawan yang terpengaruh oleh perubahan tersebut akan memenuhi syarat untuk berbagai pesangon, ekuitas, pembayaran bonus dan pengaturan perawatan kesehatan. Mereka juga akan memiliki opsi untuk menyimpan perangkat perusahaan seperti ponsel, tablet, laptop dan periferal, serta mereka akan ditawarkan layanan penempatan kerja gratis untuk membantu mereka mencari pekerjaan baru.
Dalam pengajuan tersebut, perusahaan juga mengumumkan Chief Operator Officer Olivia Nottebohm akan mengundurkan diri dari posisinya pada 5 Februari. Menurut pengajuan tersebut, dia memainkan peran penting dalam mendirikan perusahaan untuk sukses pada 2021.