Jumat 15 Jan 2021 08:27 WIB

Warisan Cinta Sang Ulama

Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi.

Ulama sangat berperan dalam pembinaan umatnya (Ilustrasi)
Foto: Republika
Ulama sangat berperan dalam pembinaan umatnya (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ina Salmah Febriani*

Indonesia kembali berduka. Duka mendalam yang menyelimuti hampir semua umat  Muslim karena wafatnya ulama. Masa pandemi menjadi saksi betapa pilu ketika  harus kehilangan orang-orang shaleh dalam rentang waktu yang tak jauh berbeda. Setelah beberapa kyai ‘alim  dan tawadhu’ kembali kehadirat-Nya, (14/1), sosok penuh cinta, keteduhan, sahaja, juga telah berpulang selama-lamanya. Sang ahlul Qur’an, Syaikh Ali Jaber pergi dengan membawa banyak ilmu dan hikmah bagi kita semua.

Baca Juga

Tentu belum luput dari ingatan kita, saat Syaikh Ali menjadi korban penusukan salah seorang yang hadir dalam salah satu ceramah beliau di Lampung. Darah bersimbah dari lengannya, seluruh jamaah berhamburan ketakutan, beberapa media pun sontak memberitakan, namun dengan tetap tenang, Syaikh Ali hanya berujar, “Apa yang terjadi adalah bagian dari takdir Allah dan saya harus mengimaninya. Tidak apa-apa, saya memaafkannya. Agar saya mendapatkan ampunan dan ridha Allah,” setelah peristiwa nahas itu, alih-alih bukan beristirahat, Syaikh Ali justeru melanjutkan dakwahnya ke beberapa wilayah di Jawa Timur.

Sosok Syaikh Ali memang begitu lekat dalam sanubari seluruh umat Islam, bahkan ada pula non muslim yang turut mengidolakannya. Nasihat sarat makna, dengan penyampaian penuh kelembutan dan sahaja, tilawah Qur’an yang menghujam dada, membuat setiap hatipun terpana karenanya.

Syaikh Ali yang terkenal sebagai juri di salah satu program unggulan Ramadhan 'Hafidz Indonesia' mengakui ia sangat cinta dengan Indonesia, budayanya, makanan khasnya, terlebih penduduknya yang terkenal ramah. Karenanya, di awal-awal dakwah yang tentu tidak mudah karena terkendala bahasa, Syaikh Ali membuka diri untuk dibimbing Majelis Ulama Indonesia  agar dibimbing, diberi arahan bagaimana metode dakwah dan pendekatan yang baik untuk masyarakat dengan kultur yang sangat beragam.

Praktis, da’i asal Madinah yang mengawali dakwahnya tahun 2008 silam ini mengaku senang berada di Indonesia karena pemerintah Indonesia sangat memberikan kebebasan dalam berdakwah, asal disampaikan dengan penuh etika, santun, dan ramah.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement