REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Aplikasi perpesanan Signal kebajiran pengguna baru migrasi dari aplikasi WhatsApp. Akibatnya, aplikasi tersebut sempat mengalami gangguan teknis lantaran overload.
Kini, Signal mengatakan pada Sabtu (16/1) bahwa pihaknya telah memulihkan layanannya sehari setelah aplikasi tersebut menghadapi kesulitan teknis.
Dilansir dari Reuters, Ahad (17/1), Signal telah mengalami peningkatan unduhan menyusul perubahan dalam ketentuan privasi WhatsApp. Ketentuan itu mengharuskan pengguna WhatsApp untuk berbagi data mereka dengan Facebook Inc dan Instagram. Atas banyaknya protes dari pengguna dan banyaknya migrasi pengguna, WhatsApp menangguhkan kebijakan tersebut dari rencana semula Februari menjadi Mei.
Saat mengalami overload, pengguna Signal mungkin melihat kesalahan dalam beberapa obrolan. Namun, Signal melalui akun Twitternya, mengatakan hal ini akan diselesaikan pada pembaruan aplikasi berikutnya. Perusahaan menambahkan kesalahan tersebut tidak mempengaruhi keamanan obrolan.
Yayasan nirlaba, Signal Foundation yang berbasis di Silicon Valley diluncurkan pada Februari 2018 dengan Brian Acton, yang ikut mendirikan WhatsApp sebelum menjualnya ke Facebook, memberikan dana awal sebesar 50 juta dolar Amerika Serikat (AS). Signal Foundation saat ini mengawasi aplikasi Signal
Menurut laporan How To Geek, Signal tersedia untuk Android, iPhone dan iPad. Ada juga klien desktop Signal untuk Windows, Mac dan Linux. Untuk bergabung, pengguna hanya membutuhkan nomor telepon.
Signal adalah aplikasi perpesanan dengan fitur seperti one-to-one messages, grup, stiker, foto, transfer file, panggilan suara dan bahkan panggilan video. Pengguna dapat melakukan obrolan grup dengan hingga 1.000 orang dan panggilan grup dengan hingga delapan orang.