Selasa 19 Jan 2021 15:01 WIB

 Fakultas Kedokteran UI Buat Program Atasi Stunting

Anak yang menderita kekurangan gizi di Indonesia masih sangat tinggi. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Melalui webinar, Fakultas Kedokteran UI memuat program atasi stunting.
Foto: Istimewa
Melalui webinar, Fakultas Kedokteran UI memuat program atasi stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Kampus Peduli Kesehatan Gizi Anak, angka anak-anak yang menderita kekurangan gizi di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan angka ambang batas yang ditetapkan oleh badan kesehatan dunia (WHO). Pada kategori kekurangan gizi menurut indeks berat badan per usia, angkanya mencapai 17 persen. Padahal, ambang batas angka kekurangan gizi menurut WHO adalah 10 persen. 

Sedangkan kategori angka keurangan gizi berdasarkan indeks tinggi badan per usia mencapai 27,5 persen. Sedangkan ambang batas WHO adalah 20 persen.

Tingginya angka kekurangan gizi pada anak-anak di Indonesia membuat Dr drg Dwirini Retno Gunarti MS ; Prof dr Mohamad Sadikin DSc; dan Siti Lusiana, S.Si yang berasal dari Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia tergerak untuk melaksanakan program pengabdian masyarakat agar bisa mengatasi permasalahan tersebut.

Program yang diketuai oleh Dr drg Dwirini Retno Gunarti MS tersebut melibatkan kader posyandu kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur. Program tersebut diawali dengan adanya webinar yang bertemakan 'Gizi penting, atasi anak lambat tumbuh'. Tujuannya, memberikan penyuluhan tentang stunting dan gizi seimbang kepada kader posyandu kelurahan kayu putih, ibu-ibu kelurahan setempat, dan masyarakat umum. 

“Selain webinar ini, akan ada pemeriksaan kondisi kesehatan dan pemberian telur sebagai sumber protein kepada anak-anak yang mengalami lambat tumbuh di kelurahan kayu putih,” kata Dwirini dalam siaran persnya, Selasa (19/1).

“Kami ingin menggalakkan program 1 minggu 3 butir telur untuk mencukupi kebutuhan protein anak-anak sekolah” tambahnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement