Selasa 26 Jan 2021 03:00 WIB

Joe Biden Perketat Standar Emisi Kendaraan di AS

Joe Biden akan memaksa perusahaan menghadirkan kendaraan lebih efisien.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
 Presiden Joe Biden.
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejak awal masa kampanye, Joe Biden memang menegaskan bahwa dirinya akan menyajikan sejumlah regulasi yang mendukung tercapainya langit biru di Amerika Serikat (AS). Kini, Biden telah resmi menjabat sebagai Presiden AS dan mulai merealisasikan janjinya itu.

Dilansir dari Electrive pada Senin (25/1), salah satu langkah yang ia lakukan adalah memperketat standar emisi dan efisiensi kendaraan di AS. Meskipun, hingga saat ini belum dipastikan berapa ambang batas efisiensi dan emisi yang akan diterapkan.

Baca Juga

Hanya saja, sikap ini menegaskan bahwa kebijakan Biden sangat bertolak belakang dengan sikap Trump. Karena, tahun lalu, pandemi corona telah membuat pemerintah AS sedikit memberikan kelonggaran. Mengingat, pandemi itu telah memberikan dampak negatif yang cukup signifikan bagi performa penjualan sejumlah brand otomotif.

Kelonggaran ini diharapkan mampu membantu pabrikan otomotif yang perlu untuk melakukan pemulihan. Jika tak diberi kelonggaran, tentu ini akan menjadi beban tersendiri bagi pabrikan mengingat pencapaian target efisiensi dan emisi tentu memerlukan biaya riset dan pengembangan yang cukup besar.

Dalam regulasi sebelumnya, disebut bahwa pabrikan wajib meningkatkan efisiensi tahunan sebesar 5 persen hingga 2026. Kemudian, pada 2020, regulasi itu direvisi sehingga peningkatan standar emisi dan efisiensi rutin tahunan hanya sebesar 1,5 persen.

Dengan kelonggaran itu,maka pemerintah AS mengklaim bahwa pabrikan otomotif dapat menghemat anggaran sebesar 100 miliar dolar AS. Tentu, itu adalah nilai yang cukup signifikan di tengah kondisi pasar yang tengah sulit.

Soal efisiensi bahan bakar, jika mengacu pada regulasi sebelumnya, maka pabrikan wajib menghadirkan produk dengan konsumsi rata-rata sekitar 1 liter untuk 20 kilometer (1:20). Dengan adanya kelonggaran, maka pabrikan hanya perlu menghadirkan produk dengan konsumsi rata-rata sekitar 1:17.

Tapi tahun ini, nampaknya pabrikan harus bersiap untuk kembali melakukan inovasi demi mampu menghadirkan kendaraan yang lebih efisien bahan bakar dan rendah emisi. Jika tidak, maka bisa-bisa produk yang ditawarkan tak mampu lolos regulasi yang akan ditetapkan oleh Biden.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement