Kandungan hand sanitizer bersifat toksik untuk mata.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan hand sanitizer sangat membantu menjaga kebersihan tangan di masa pandemi Covid-19. Hanya saja, kelalaian dalam penggunaan hand sanitizer memicu peningkatan kasus cedera mata pada anak.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru dalam jurnal JAMA Ophtamology pada 21 Januari 2021. Studi ini menggunakan data dari Prancis yang menyoroti kejadian-kejadian cedera mata pada anak berusia di bawah 18 tahun pada perode 2020 dan 2019.
"Ini merupakan sebuah kekhawatiran, tak hanya untuk anak kecil tetapi juga orang dewasa dan petugas layanan kesehatan," ujar juru bicara klinis dari American Academy of Ophtamology (AAO) Dr Sonal Tuli yang meninjau studi ini, seperti dilansir WebMD.
Ketersediaan banyak dispenser hand sanitizer di ruang publik memang sangat membantu. Namun berkaca pada studi ini, tim peneliti mengimbau agar posisi dispenser hand sanitizer tidak diletakkan pada ketinggian yang sejajar dengan mata anak. Berdasarkan studi, rata-rata dispenser hand sanitizer memiliki tinggi tiga kaki atau setara dengan tinggi mata anak kecil.
"Rendahkan ketinggian dispenser hand sanitizer sehingga ketinggiannya berada di bawah mata dan wajah anak-anak," timpal Yangzes.
Selain itu, Yangzes juga menilai pentingnya menaruh tanda peringatan di samping dispenser hand sanitizer. Dengan begitu, orang-orang akan menjadi lebih hati-hati saat akan mengambil hand sanitizer agar tidak mengenai mata, khususnya mata anak-anak.
Tuli mengatakan refleks mengedipkan mata mungkin dapat melindungi mata dari kemungkinan terkena terlalu banyak hand sanitizer yang menyembur. Akan tetapi, bukan tidak mungkin bila jumlah hand sanitizer yang mengenai mata cukup banyak.
"(Bila terkena banyak) bisa menyebabkan abrasi kornea, di mana epitel kornea atau konjungtiva bisa rusak, mirip seperti goresan pada mata dari cedera kuku," jelas Tuli.
Mengingat hand sanitizer steril, Tuli mengatakan kasus seperti infeksi atau kerusakan permanen akibat paparan hand sanitizer pada mata jarang terjadi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan hand sanitizer sangat membantu menjaga kebersihan tangan di masa pandemi Covid-19. Hanya saja, kelalaian dalam penggunaan hand sanitizer memicu peningkatan kasus cedera mata pada anak.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru dalam jurnal JAMA Ophtamology pada 21 Januari 2021. Studi ini menggunakan data dari Prancis yang menyoroti kejadian-kejadian cedera mata pada anak berusia di bawah 18 tahun pada perode 2020 dan 2019.
"Ini merupakan sebuah kekhawatiran, tak hanya untuk anak kecil tetapi juga orang dewasa dan petugas layanan kesehatan," ujar juru bicara klinis dari American Academy of Ophtamology (AAO) Dr Sonal Tuli yang meninjau studi ini, seperti dilansir WebMD.
Ketersediaan banyak dispenser hand sanitizer di ruang publik memang sangat membantu. Namun berkaca pada studi ini, tim peneliti mengimbau agar posisi dispenser hand sanitizer tidak diletakkan pada ketinggian yang sejajar dengan mata anak. Berdasarkan studi, rata-rata dispenser hand sanitizer memiliki tinggi tiga kaki atau setara dengan tinggi mata anak kecil.
"Rendahkan ketinggian dispenser hand sanitizer sehingga ketinggiannya berada di bawah mata dan wajah anak-anak," timpal Yangzes.
Selain itu, Yangzes juga menilai pentingnya menaruh tanda peringatan di samping dispenser hand sanitizer. Dengan begitu, orang-orang akan menjadi lebih hati-hati saat akan mengambil hand sanitizer agar tidak mengenai mata, khususnya mata anak-anak.
Tuli mengatakan refleks mengedipkan mata mungkin dapat melindungi mata dari kemungkinan terkena terlalu banyak hand sanitizer yang menyembur. Akan tetapi, bukan tidak mungkin bila jumlah hand sanitizer yang mengenai mata cukup banyak.
"(Bila terkena banyak) bisa menyebabkan abrasi kornea, di mana epitel kornea atau konjungtiva bisa rusak, mirip seperti goresan pada mata dari cedera kuku," jelas Tuli.
Mengingat hand sanitizer steril, Tuli mengatakan kasus seperti infeksi atau kerusakan permanen akibat paparan hand sanitizer pada mata jarang terjadi.