REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daftar kandidat obat Covid-19 sangat panjang. Tiap hari ada berita baru mengenai tema ini. Tapi belum ada satupun yang terbukti ampuh memerangi penyakit yang dipicu virus corona SARS-CoV-2.
Pemerintah Jerman membeli dua jenis obat antibodi Covid-19, yaitu Bamlanivimab dan REGN-CoV-2. Obat ini terbukti ampuh melawan Covid-19 pada Trump. Bagaimana cara kerja obat antibodi corona?
Sejak beberapa hari belakangan, diskusi mengenai dua jenis obat antibodi untuk pasien Covid-19 risiko tinggi kembali mencuat di Jerman. Yakni Bamlanivimab dari perusahaan farmasi Eli Lilly, dan REGN-CoV-2 buatan Regeneron, berupa "cocktail" dua antibodi Casirivimab dan Imdevimab.
Di Amerika Serikat, dua jenis obat antibodi ini telah mendapat izin penggunaan darurat untuk diberikan kepada pasien berusia 12 tahun ke atas, yang memiliki risiko mengembangkan gejala berat Covid-19. Lembaga pengawas obat-obatan AS (FDA) menyebutkan bahwa obat ini bisa menurunkan probabilitas gejala sakit berat.
Walaupun di Uni Eropa obat antibodi ini belum mendapat izin dari lembaga regulasi obat, pemerintah Jerman sudah membeli 200.000 dosis obat antibodi ini seharga 200 Euro (sekitar Rp. 3,4 juta) per dosis, untuk mengobati pasien Covid-19 yang menghadapi risiko gejala parah.
Bagaimana cara kerja obat antibodi?
Kedua obat antibodi itu memiliki prinsip kerja yang sama. Antibodi mengikat apa yang disebut "Spike protein" pada virus SARS-CoV-2. Dengan cara itu virus corona dicegah memasuki sel manusia. Antibodi monoklonal ini direkayasa di laboratorium, dan berfungsi membuat virusnya tidak berdaya setelah kasus infeksi.
Obat buatan perusahaan farmasi AS Regeneron ini mengandung dua jenis antibodi monoklonal. Pengobatan menunjukkan pengurangan beban virus, yakni jumlah virus yang terlacak pada tubuh, dan dengan cepat menurunkan gejalanya, demikian keterangan Regeneron. Obat antibodi Regeneron diberikan kepada mantan presiden AS, Donald Trump saat dia terinfeksi corona Oktober 2020 lalu.
"Keunggulan cocktail antibodi Regeneron, probabilitasnya efektifitasnya lebih bagus, karena paling tidak ada satu antibodi yang benar-benar ampuh untuk setiap pengobatan spesifik" ujar pakar virologi Jerman Sandra Ciesek dalam podcast Coronavirus-Update dari stasiun penyiaran NDR.
Seperti diketahui, obat antibodi dari perusahaan farmasi Eli Lilly hanya mengandung satu jenis antibodi monoklonal.