Rabu 27 Jan 2021 15:07 WIB

Mineral Mars Ditemukan di Inti Es Antartika

Mineral jarosite yang ada di Mars juga terdapat di inti es Antartika.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Mars
Mars

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Para peneliti telah menemukan mineral Mars di dalam inti es dari Antartika. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa mineral yang berupa zat rapuh berwarna kuning kecokelatan yang dikenal sebagai jarosite, ditempa dengan cara yang sama baik di Bumi dan Mars. Mineral itu terbentuk dari debu yang terperangkap di dalam endapan es purba.  

Dilansir di Science Mag, Rabu (27/1) disebutkan bahwa temuan ini juga mengungkapkan betapa pentingnya gletser ini di Planet Merah. Tidak hanya mereka mengukir lembah, tetapi mereka juga membantu menciptakan bahan dari Mars.

Baca Juga

Jarosite pertama kali terlihat di Mars pada tahun 2004, ketika rover NASA Opportunity menggulung lapisan halusnya. Penemuan ini menjadi berita utama karena jarosite membutuhkan air untuk terbentuk, bersama dengan zat besi, sulfat, kalium, dan kondisi asam.

Persyaratan ini tidak dapat dipenuhi dengan mudah di Mars. Para ilmuwan mulai berteori bagaimana mineral bisa menjadi begitu melimpah.  Beberapa orang mengira mineral itu mungkin telah ditinggalkan oleh penguapan sejumlah kecil air asam yang asin.  

"Tetapi batuan basal alkali di kerak Mars akan menetralkan kelembapan asam," kata Giovanni Baccolo, ahli geologi di Universitas Milan-Bicocca dan penulis utama studi baru tersebut.

Gagasan lain adalah bahwa jarosite lahir di dalam endapan es raksasa yang mungkin menyelimuti planet ini miliaran tahun yang lalu. Seiring dengan bertambahnya lapisan es dari waktu ke waktu, debu akan menumpuk di dalam es dan mungkin telah berubah menjadi jarosite di dalam kantong-kantong lumpur di antara kristal-kristal es. Tetapi proses tersebut tidak pernah diamati dimanapun di Tata Surya.

Di Bumi, jarosit dapat ditemukan di tumpukan limbah pertambangan yang terkena udara dan hujan, tetapi hal itu tidak umum. Tidak ada yang menyangka akan menemukannya di Antartika, dan Baccolo tidak memburunya.  

Sebaliknya, dia mencari mineral yang mungkin menunjukkan siklus zaman es di dalam lapisan inti es sepanjang 1.620 meter, yang mencatat ribuan tahun sejarah Bumi. Tapi di inti es terdalam, dia menemukan partikel debu aneh yang dia pikir mungkin jarosite.

Untuk memastikan identitas mineral tersebut, Baccolo dan kolaboratornya mengukur bagaimana mineral tersebut menyerap sinar-X. Mereka juga memeriksa butiran di bawah mikroskop elektron yang kuat, memastikan bahwa itu adalah jarosite.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement