Ahad 31 Jan 2021 05:23 WIB

Betawi Bedol Desa: Digusur dari Senayan, Jadi OKB di Tebet

Presiden Soekarno menggusur ribuan orang Betawi di Senayan untuk dijadikan GBK.

Red: Karta Raharja Ucu
Foto ariel Gelora Bung Karno (GBK). Demi terbangunnya kompleks olahraga tersebut, ribuan orang Betawi bedol desa alias digusur dan dipindahkan ke Tebet.
Foto: tangkapan layar (ist)
Foto ariel Gelora Bung Karno (GBK). Demi terbangunnya kompleks olahraga tersebut, ribuan orang Betawi bedol desa alias digusur dan dipindahkan ke Tebet.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Karta Raharja Ucu (@kartaraharjaucu)

Pembangunan kompleks olahraga di Senayan yang menjadi ambisi Presiden Soekarno bukan tanpa pengorbanan. Ribuan warga Betawi rela dan ikhlas menyerahkan tanah, rumah, untuk angkat kaki dari tanah kelahiran demi suksesnya Asian Games IV yang digelar pada 1962. Meski saat ini Senayan berubah fungsi. Sebagian jadi mal, plaza, graha niaga, taman hiburan, dan berbagai sarana bisnis lainnya.

Mari kita mendaras cerita penggusuran pertama setelah kemerdekaan tersebut. Saat itu pada 1959, terjadi "bedol desa" warga Betawi dari kawasan Senayan. Ribuan warga Betawi yang tinggal di empat kampung, yakni Kampung Senayan, Petunduan, Bendungan Udik, dan Pejompongan dengan luas keseluruhan kampung mencapai 270 ha --dalam catatan berbeda disebut lahan yang dibebaskan mencapai 360 ha-- dipindah ke daerah Tebet. Kini, seluruh kawasan di empat kampung itu disebut Senayan.

Penamaan Senayan menurut sejarawan Betawi, almarhum Alwi Shahab diambil untuk pemudahan penyebutan. Apalagi Kampung Senayan adalah wilayah yang paling luas dari empat kampung yang kena gusur tersebut.