REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengukuhkan Prof Hilman Latief dan Prof Muhammad Azhar sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Islam. Pengukuhan ini menambah panjang daftar guru besar UMY yang saat ini berjumlah 14 orang.
Prof Hilman sendiri merupakan Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat. Dalam pidato pengukuhannya, dia menekankan, budaya filantropisme Islam sudah menjadi sebuah fenomena di Indonesia, seiring dengan meningkatnya kedermawanan masyarakat.
Ini bisa jadi indikasi kesadaran etis seorang Muslim menerjemahkan ajaran Islam dalam aksi sosial meningkat. Banyak organisasi dan lembaga filantropi berdiri, dan umat yang ingin jadi relawan mendedikasikan waktu untuk kemanusiaan naik.
Hilman menilai, kemampuan kelas menengah Muslim sebagai kelompok penopang hadirnya pergerakan filantropi Islam. Baik mengombinasi, merefleksi dan mengontekstualisasi etika Islam dengan tata kelola yang baik dan terukur.
"Menjadikan gerakan filantropi Islam tidak hanya berperan sebagai entitas, namun juga untuk mengisi agenda pembangunan yang belum diisi oleh pemerintah sebagai satu kritik terhadap pemerintah," kata Hilman, Sabtu (30/1).
Selain Hilman, pada kesempatan yang sama Prof Azhar turut memberikan orasinya. Azhar membawa orasi bertajuk Demokrasi Religius untuk Indonesia Berkemajuan dan Berkeadaban: Alternatif antara Liberalisme-Sekularisme dan Fundamentalisme Keagamaan.
"Mewujudkan demokrasi Indonesia yang lebih religius, berkemajuan dan berkeadaban di masa depan perlu proses penjinakan ideologi dan politik," ujar Azhar.