REPUBLIKA.CO.ID, Ina Salmah Febriani*
Anak adalah harta yang paling berharga, padanyalah keberlanjutan kehidupan manusia bermula. Demikian anggapan (sekaligus) harapan bagi sebagian besar orangtua.
Ya, anak memang generasi yang di bahunya akan berlanjut proses kehidupan di muka bumi. Merekalah yang akan menggantikan posisi para pemimpin-pemimpin hari ini di kemudian hari.
Karenanya, surah al-Baqarah/2: 30 merekam dengan sempurna bagaimana Allah menciptakan satu makhluk bernama manusia dan hendak menjadikan ia (Nabi Adam as) sebagai khalifah di muka bumi.
Mandat yang sungguh spesial dan luar biasa, hingga membuat malaikat terlebih iblis bertanya-tanya, ‘mengapa Adam dan bukan saya? Saya lebih baik dari dia (Adam). Saya diciptakan dari api, dan dia dari tanah,’ demikian Iblis mengira hingga ia tak sudi bersujud pada sang manusia pertama.
Proses penciptaan Adam as hingga ‘penentuan’ bahwa dia-lah yang akan dikirim ke muka bumi untuk hidup, tumbuh-berkembang hingga melahirkan banyak keturunan bukan tanpa alasan. Adam-lah yang diajarkan secara khusus mengenal ‘asma’ atau nama-nama benda karena ia perlu kemampuan verbal untuk bisa berkomunikasi.