Oleh Fadjar Sutardi
Indonesia negeri yang luas, penduduknya padat, sumber daya alamnya menjanjikan. Indonesia negeri berkembang. Negeri yang merangkak berusaha menyejajarkan dengan negeri-negeri lain. Kesejajaran dengan bangsa lain, menjadi penting setidaknya sepadan dalam hal kesejajaran ekonomi, politik dan sosial utamanya dalam hal tata kemasyarakatan didasarkan pada konsep kenegaraan yakni kemanusiaan yang adil dan beradab, menjaga relegiusitas bangsa, mengutamakan kemusyawarahan untuk kesejahteraan rakyat menuju kemakmuran dan keadilan yang merata.
Ada apa perihal keadilan dan keadaban menjadi penting? Bumi sebagai planet mini tetapi indah ini, dibikin oleh Allah sebagai tempat tinggal sementara bagi manusia. Tempat yang indah ini diperuntukkan kepada manusia, sebagai media garapan agar kehidupan manusia menjadi aman, tenang, damai, hidup berdampingan dengan penghuni lainnya dalam kondisi apa adanya.
Kedatangan manusia dibumi, sebenarnya bukan menjadi kehendak manusia itu sendiri, tetapi kehendak Allah yang menguasai seluruh semesta. Kemudian untuk apa manusia didatangkan ke bumi? Tentu ada tujuan yang agung dan mulia. Tidak hanya sekedar hidup seperti makhluk lainnya, tetapi kedatangannya agar manusia mampu melihat dengan mata hatinya, mau menggunakan akalnya untuk menajamkan ruh dan jiwanya, agar paham bahwa Allah menjadi poros utama untuk disembah, diagungkan dan dimuliakan.
Manusia perlu tahu, bahwa segala makhluk yang bertebaran dibumi, baik yang bergerak maupun yang kelihatan tidak bergerak semua bersujud kepada penguasa jagat seisinya, yakni Allah subhanahu wata’ala. Allah menggiring manusia kebumi agar melihat dengan senyata-nyatanya bahwa kreasi Sang Maha Besar sungguh luar biasa. Manusia memiliki rasa keingintahuan dan rasa mengeksplorasi apa saja yang dilihatnya. Hanya manusialah yang diberi kelebihan untuk merespon apa yang dilihat dan didengar.
Manusia di ciptakan dalam dua sisi, yakni kelengkapan jasmani dan kekuatan rohani. Dengan dua wujud inilah, manusia digembleng secara total agar kokoh, kuat dan tahan banting dengan tujuan agar manusia mampu berdialog, berkomunikasi dan bekerjasama dengan penghuni bumi bersama-sama memakmurkan bumi sesuai dengan kurikulum ilahi rabbi. Turunnya manusia dibumi sesuai dengan kodratnya yaitu kemampuan mengelola garapan apa saja yang menantang pikiran dan perasaannya.
Kedatangan manusia dilengkapi dengan spare-part bikinan Allah, bila digunakan dengan sebaik-baiknya manusia mendapatkan penghargaan-penghargaan yang dapat menaikkan derajatnya melebihi makhluk-makluk lainnya. Tidak hanya itu, manusia juga dibimbing mental dan moralnya oleh malaikat dan utusan Allah, yakni para Nabi dan Rasul agar manusia tidak kengguh atau terpesona dengan keindahan bumi seisinya ini. Bila manusia terpesona kepada bumi seisinya, tentu manusia akan lupa terhadap tujuan hidupnya.
Di bumi ini manusia juga diberi tugas mengelola isi bumi baik lautan, daratan agar tetap indah dan lestari. Manusia diperbolehkan mengambil isi lautan dan daratan sekedarnya. Agar lautan dan daratan tidak rusak karena keserakahan manusia. Padahal antrian-antrian yang akan menghuni bumi terus berdatangan sampai bumi ini digulung oleh Allah. Manusia didatangkan ke bumi hanya sementara, seperti layaknya berwisata. Hanya beberapa hari saja. Setelah wisata berakhir dengan batasan ruang dan waktunya manusia wajib kembali kepada keharibaan ilahi. Diharibaan ilahi, manusia akan dicheck seluruhnya pengalamannya saat berwisata di dunia.
Tentu ketika dichek banyak sekali yang lupa dalam mengingat-ingat perjalanan mulai lahir sampai tua, tetapi banyak juga yang mampu mengingatnya. Bagi yang lupa barangkali saat didunia hanya bersuka ria. Bagi yang ingat dipastikan saat didunia hidupnya digunakan tidak melulu bersuka ria, tetapi untuk berdialog dan mempraktekkan tugas-tugas yang diberikan Allah, yakni beribadah secara menyeluruh dengan penuh harap kepada ridhoNya.
Di bumi, manusia hanyalah ibarat wayang kulit, yang dijejer pada geber layar putih, untuk melaksanakan lakon demi lakon, sampai tancep kayon. Wayang-wayang dengan aneka karakternya menjalani hidup sesuai dengan skenarioNya. Waktunya hanya sehari semalam, setelahnya manusia akan masuk kotak kayu, menunggu kuasa sang dalang. Kotak-kotak tersebut mau dikemanakan.
Kisah demi kisah yang diskenariokan Allah dari waktu ke waktu, dari zaman ke zaman, dari lakon ke lakon, dari pergantian manusia ke manusia berikutnya telah dilalui oleh sekian milyar manusia dan akan dilanjutkan dengan kedatangan milyaran antrian manusia berikutnya. Kedatangan dan kepulangan manusia dibumi dengan siklus besar dan tak ada putus-putusnya ini, menjadi penanda bahwa manusia hanyalah makhlukNya. Manusia tak mungkin mampu melampui keagungan Khaliknya. Bila direnungkan, seluruh peristiwa yang dijalani manusia dan makhluk lainnya disebabkan karena kehendak Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim semata.
Dengan kasih sayangNya, Allah memberi kesempatan manusia untuk mendengar, tunduk, patuh, taat kepada aturan permainan Allah. Allah akan memilah dan memilih manusia yang mau dan mampu memihak kepada kebaikan, keluhuran, kemuliaan sesuai dengan pesan-pesan agungNya pada zaman alastu dahulu kala ketika manusia akan diturunkan ke bumi kesementaraan ini.
Karenanya, bagi manusia kepercayaan Allah atau manusia yang beriman total akan berusaha melaksanakan aturan permainanNya, dengan mengajak kepada dirinya dahulu, kepada keluarganya, kepada sanak kerabat tetangga dan masyarakat dimana mereka ditempatkan dengan hati-hati, bersih, murni dan tanpa pamrih, kecuali hanya berkeinginan untuk mendapatkan nilai-nilai keridhoan Allah.
Dalam melaksanakan aturan permainan Allah, manusia tentu akan mampu melakukan secara sendirian atau sorangan saja. Manusia memerlukan banyak orang untuk mewujudkan aturan tersebut. Mengapa demikian? Ya, karena Allah juga membuat rintangan- rintangan yang akan menghadang manusia, ketika akan melaksanakan aturan-aturan tersebut. Yang menghadang antara lain; perhiasan dunia, setan dan sifat bawaan manusia itu sendiri, yakni sifat lupa, lalai, lemah, ketergesa-gesaan dan kesembronoan manusia.
Dari sinilah maka manusia membutuhkan kekuatan bersama untuk menegakkan aturan-aturan Allah. Salah satu dari sekian ribu kumpulan atau persyarikatan yang dibuat oleh manusia yang memilih jalan Alloh, ialah Muhammadiyah. Pengambilan nama Muhammadiyah, hanya simbol ingatan bahwa manusia akhir zaman masih perlu mengikuti aturan permainan Allah seperti yang dilakukan dan dicontohkan Rasulullah Muhammad.
Muhammadiyah secara kodrati hanya berada di bumi Indonesia. Muhammadiyah dilahirkan orang Indonesia. Muhammadiyah diadakan, karena tuntutan yang dibutuhkan sesuai dengan kehidupan manusia Indonesia. Salah satu alasan lahirnya Muhammadiyah, ialah keadaan mental dan moral bangsa ini, belum seperti yang diharapkan, yakni belum mampu melaksanakan aturan permaian Allah. Karena belum mengikuti aturanNya, bangsa ini lemah, buta, tuli dan akalnya tidak cemerlang, sehingga mudah terjerembab masuk pada aturan yang dibuat oleh manusia.
Dari sini bangsa dengan ribuan tradisi dan budayanya menjadi terombang-ambing, terputus-putus, terpotong-potong tidak mudah disatukan. Apalagi dengan datangnya para penindas aturan permainan dan hukum Allah, yakni para penjajah yang haus dan lapar pada keduniaan ini, jadilah bangsa ini makin tak berdaya dan jatuh dalam kubangan yang dalam. Kehidupan bangsa menjadi gelap dan gelap.
Muhammadiyah hidup dan berkembang sedikit demi sedikit, untuk kemudian diterima oleh masyarakat yang mau mengikuti aturan permainan Allah. Muhammadiyah tak luput dari ujian dan tantangan yang menghadang, baik dari kalangan internal masyarakat maupun dari pihak-pihak luar. Atas ijin dan pertolonganNya, Muhammadiyah bertahan dan berkembang pesat dengan bunga dan buah-buahnya yang manis, dari generasi ke generasi.
Muhammadiyah, dewasa ini menjadi pilihan penting bagi orang penting di Indonesia, bahkan di negara lain. Bagi orang penting, Muhammadiyah menjadi tenda besar untuk bangsa Indonesia ke depan. Dalam tenda besar ini, bangsa Indonesia akan maju. Kini Muhammadiyah telah menjadi persyarikatan berkemajuan yang menyalip dan melampui rival-rival persyarikatan kaum Muslimin lainnya.
Muhammadiyah dimanapun tumbuh dengan baik. Dikota, dikampung, digunung dan dihutan Muhammadiyah diterima dengan suka cita. Ini fakta bukan utopia. Mengapa bisa demikian? Sekali lagi Muhammadiyah didukung orang-orang penting yang cerdas, ikhlas dan rendah hati. Mereka tidak memiliki kepentingan-kepentingan apa-apa, kecuali satu, yakni usaha dan ikhtiar untuk bersama mengikuti aturan permainan Allah.
Bagi orang yang tidak merasa penting, biasanya tidak betah ber-Muhammadiyah. Bagi orang yang tidak mau menghargai akal sehat, biasanya akan mundur teratur. Pesan Kyai Ahmad Dahlan, yakni agar bersama-sama menghidupkan Muhammadiyah dengan segala daya dan upaya menjadi pesan penting yang tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan.
Muhammadiyah dewasa ini hampir kewalahan dalam melaksanakan program- program penting yang dibuatnya. Apapun program yang dibuat Muhammadiyah, selalu disambut dengan positif oleh masyarakat. Baik tua maupun muda menyambut dengan antusias. Ini menandakan bahwa bangsa ini telah mulai menghargai akal yang sehat dan merdeka, tidak semata bersandar kepada sosok dan tokoh dan tak semata mendasarkan pada perasaan belaka. Tetapipun demikian, Muhammadiyah tetap masih banyak kekurangannya.
Pelaksanaan dakwah bil lisan, bil mal, bil ilm, bil ‘amal wajib dan perlu diperbaiki sesuai dengan tuntutan zaman. Zaman berubah amat cepat. Perubahan yang sangat cepat memerlukan sosok-sosok yang brillian untuk membaca, menganalisa, mempraktikkan dan menyelesaikan persoalan yang dibutuhkan manusia. Apa yang dibutuhkan manusia diakhir zaman? Tak terhitung, karena saking banyaknya kebutuhan. Sangat kompleks dan rumit. Untuk mengembalikan keyakinan umat manusia agar tetap kokoh, kukuh dalam memegangi nilai-nilai yang dibawa Nabi Muhammad, Muhammadiyah masih terus belajar, mengkaji dan memberikan solusi aneka persoalan manusia modern.