REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat stres orang-orang meningkat sejak pandemi Covid-19 melanda. Penting bagi Anda mengelola tingkat stres untuk menjaga kesehatan mental dan sistem kekebalan agar tetap dalam kondisi prima.
Ada perubahan kecil gaya hidup yang dapat Anda lakukan dalam rutinitas sehari-hari yang secara aktif dapat menurunkan tingkat stres. Ada pula beberapa kebiasaan yang justru membuat Anda semakin stres.
Berikut beberapa kebiasaan yang dapat membuat stres dan bagaimana cara menghentikannya seperti dilansir di laman Eat This, Rabu (10/2):
1. Konsumsi kafein yang terlalu tinggi
Ada banyak manfaat kesehatan dari minum kopi, namun sebaiknya jangan terlalu mengonsumsinya. Faktanya, mengonsumsi kafein dalam jumlah sangat tinggi dapat meningkatkan kadar kortisol yang kemudian dapat meningkatkan efek stres pada tubuh.
Dalam sebuah studi yang dilakukan pada 2013 menunjukkan, konsumsi kafein yang tinggi secara rutin dapat menyebabkan penambahan berat badan atau perubahan suasana hati menjadi kondisi kronis yang lebih serius seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes. Solusinya yaitu dengan membatasi diri hanya dengan satu hingga dua cangkir kopi per hari.
2. Mengikuti diet yang terlalu ketat
Jika seseorang pernah merasa stres saat mengikuti diet ketat, kemungkinan kadar kortisol lebih tinggi dari biasanya. Satu studi pada 2010 mengungkapkan, membatasi kalori dapat meningkatkan total out put kortisol yang menunjukkan bahwa diet dapat merusak kesejahteraan psikologis.
Puasa intermiten yang berlangsung pada jendela makan yang ketat dan puasa yang panjang dapat menyebabkan kadar gula darah turun. Kondisi tersebut bisa menyebabkan Anda mudah tersinggung atau stres.
Jika mencoba menurunkan berat badan, sebaiknya mulai dengan melihat kualitas kalori yang Anda konsumsi. Apabila Anda mulai makan makanan yang lebih sehat, kemungkinan besar Anda akan makan lebih sedikit kalori tanpa harus mengorbankan perasaan kenyang.
3. Tidak cukup mengonsumsi makanan sehat
Sebanyak 95 persen pasokan serotonin tubuh alias hormon perasaan baik terletak di dalam bakteri usus. Jika Anda mengisi perut dengan makanan yang banyak diproses, yaitu makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh, hal ini dapat berdampak negatif pada bakteri usus yang sehat.
Pada akhirnya, hal itu dapat meningkatkan tingkat stres. Bahkan mungkin Anda tidak menyadarinya.
Untuk menghindari hal ini terjadi, pastikan banyak konsumsi kaya probiotik, termasuk yogurt, kombucha, kefir, dan tempe. Selain itu, Anda dapat menyantap lebih banyak makanan dengan asam lemak omega-3 seperti salmon dan vitamin C seperti sayuran hijau tua. Kedua jenis makanan ini juga dapat membantu menjaga kadar kortisol tetap terkendali.
4. Tidak mendapatkan gerakan harian yang cukup
Aktivitas fisik secara teratur tidak hanya membantu mendukung sistem kekebalan, tetapi juga membantu mengelola stres dan mengatur kadar kortisol. Menurut Harvard T.H. Panduan Hidup Sehat Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan 2020/2021, menjadwalkan olahraga sedang selama 30 menit, sebanyak tiga hingga empat hari sepekan adalah jumlah minimum yang dibutuhkan untuk mencegah berbagai kondisi kesehatan. Sebaiknya Anda melakukan berbagai aktivitas fisik yang berbeda setiap pekan untuk melatih otot yang berbeda dan menjaga tulang tetap kuat.
5. Kurang mendapatkan kualitas tidur yang cukup
Tidak mendapatkan kualitas tidur yang cukup setiap malam bisa sangat merusak kesehatan secara keseluruhan. Menurut CDC, kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan depresi.
Tidur yang tak berkualitas juga dapat menghambat fungsi kekebalan, menyebabkan penambahan berat badan, dan berkontribusi pada tingkat stres yang lebih tinggi. Jika Anda tidak bisa tidur tujuh hingga sembilan jam setiap malam, coba tidur dua kali, masing-masing 30 menit untuk membantu mengelola tingkat stres dan mengimbangi efek samping buruk lainnya dari kurang tidur.