Anggota Komisi XI Apresiasi Penertiban Bank Himbara

Langkah Menteri BUMN menertibkan bisnis Himbara diyakini berdampak positif

Ahad , 14 Feb 2021, 17:56 WIB
Anggota Komisi XI DPR Misbakhun mengatakan langkah tersebut akan memperkuat kinerja bank BUMN serta menghilangkan persaingan tidak sehat.
Anggota Komisi XI DPR Misbakhun mengatakan langkah tersebut akan memperkuat kinerja bank BUMN serta menghilangkan persaingan tidak sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang akan menertibkan bisnis bank himpunan milik negara (Himbara) diyakini berdampak positif semisal terhadap PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Sebab bisnis perumahan subsidi yang menjadi fokus utama BTN juga mendapatkan perhatian dari menteri BUMN tersebut.

Anggota Komisi XI DPR Misbakhun mengatakan langkah tersebut akan memperkuat kinerja bank BUMN serta menghilangkan persaingan tidak sehat. "Saya setuju dengan wacana dari menteri BUMN agar bank fokus pada bidangnya masing-masing seperti BTN akan fokus sepenuhnya pada pembiayaan perumahan terutama perumahan bersubsidi. Lalu BRI fokus pada UMKM juga sangat bagus karena core competence serta pembidangan dan sejarah lahirnya BRI untuk mengurusi UMKM," ujarnya ketika dihubungi Republika, Ahad (14/2).

Baca Juga

Menurut Misbakhun sudah sewajarnya BTN diberikan sepenuhnya anggaran kuota rumah bersubsidi. Sebab BTN memiliki sejarah panjang dan pengalaman serta data yang sangat memadai bagaimana mengelola sektor pembiayaan perumahan ini.

"BTN-lah yang saat ini berkorban dengan sangat luar biasa mencari pendanaan dan konsisten dalam lini pembiayaan perumahan ini," ucapnya,

Begitu juga dengan BRI, menurutnya, sejarah lahirnya BRI sangat berhubungan erat dengan sektor UMKM. Misbakhun menuturkan, pembidangan ini harus semakin dikuatkan dalam bentuk strategi dan visi misi dan diterapkan dalam sebuah arahan yang bisa diimplementasikan.

"Harus ada direction atau perintah yang sifatnya tertulis dan menjadi instruksi supaya yang menjadi keinginan menteri BUMN itu bisa dilaksanakan," ucapnya.

Misbakhun menekankan saat ini situasi ekonomi mengalami tekanan karena pandemi. Namun sektor perumahan khususnya rumah subsidi masih mengalami pertumbuhan.

Untuk itu, dia meyakini, sektor perumahan bisa menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi karena masih dibutuhkan masyarakat dan potensinya masih sangat besar dengan adanya backlog perumahan mencapai 7,5 juta unit rumah.

"Permintaan rumah subsidi juga masih tinggi dibandingkan rumah komersial dan sektor lainnya," ucapnya.

Melihat kondisi tersebut, lanjut dia, perumahan subsidi harus jadi fokus utama pemerintah kedepan dengan pembiayaan, pendanaan dan anggaran dialokasikan ke sektor tersebut.

"Dengan konsentrasi di sana pelan-pelan ekonomi bisa diangkat salah satunya dari perumahan bersubsidi," katanya.