REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim arkeolog berhasil menemukan pabrik bir dengan kapasitas produksi tinggi. Pabrik yang diyakini berusia lebih dari 5.000 tahun ini ditemukan di Mesir selatan.
Kementerian Pariwsata Mesir menjelaskan situs tersebut berisi sekitar 40 belanga tembikar yang tersusun dalam dua baris. Situs ditemukan di wilayah Abydos Utara, Sohag, Mesir oleh tim gabungan arkeolog dari Mesir dan Amerika Serikat.
Tempat pembuatan bir ini diyakini berasal dari era Raja Narmer, yang mendirikan Dinasti Pertama sekaligus mempersatukan wilayah pegunungan dan pesisir Mesir.
توصلت البعثة الأثرية المصرية الأمريكية المشتركة إلى الكشف عن ما يعتقد أنه أقدم مصنع لصناعة الجعة عالي الإنتاج في العالم بأبيدوس
The joint Egyptian-American archaeological mission, has uncovered what is believed to be the oldest high-production brewery in the world in Abydos pic.twitter.com/tn8N8YQXSL
— Ministry of Tourism and Antiquities (@TourismandAntiq) February 13, 2021
Mostafa Waziry, sekretaris jenderal Dewan Purbakala Mesir, menjelaskan situs ini adalah "tempat pembuatan bir produksi tinggi tertua di dunia", yang dibangun oleh masyarakat yang lebih maju pada masanya.
Ia mengatakan arkeolog Inggris pertama kali menemukan keberadaan tempat pembuatan bir tersebut pada awal abad ke-20. Namun, lokasinya tidak pernah ditentukan secara tepat.
Tim gabungan arkeolog Mesir dan Amerika Serikat kini berhasil menemukan kembali situs itu dan mengungkap isinya.
Menurut Mostafa tempat pembuatan bir terdiri dari delapan area besar yang digunakan sebagai "unit untuk produksi bir".
Setiap sektor berisi sekitar 40 belanga gerabah yang disusun dalam dua baris. Campuran biji-bijian dan air yang digunakan untuk produksi bir dipanaskan di dalam tong. Setiap wadahnya "ditopang dengan tuas yang terbuat dari tanah liat yang ditempatkan secara vertikal berbentuk cincin".