REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para astronom yang menggunakan teleskop luar angkasa, Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA telah menemukan bintang muda yang menarik bernama TOI 451. Bintang itu memiliki tiga planet panas di orbitnya.
TOI 451 sangat mirip dengan matahari dan usianya relatif lebih muda, yakni 120 juta tahun. Dengan mempelajari TOI 451, para peneliti bisa mendapatkan informasi terkait bagaimana proses tata surya berkembang.
“Sistem ini memeriksa banyak kotak untuk para astronom. Usianya hanya 120 juta tahun dan hanya 400 tahun cahaya yang memungkinkan pengamatan rinci dari sistem planet muda ini. Karena ada tiga planet berukuran antara dua dan empat kali ukuran Bumi, mereka menjadi target yang sangat menjanjikan untuk menguji teori tentang bagaimana atmosfer planet berevolusi,” kata Ketua Peneliti, Elisabeth Newton dalam sebuah pernyataan.
Tiga planet itu letaknya sangat dekat dengan TOI 451 daripada Merkurius ke Matahari. Ini berarti tiga planet itu panas. Temperaturnya mulai dari 2.200 fahrenheit lapisan dalam sampai 840 fahrenheit lapisan luar. Selain itu, sistem ini juga memiliki sepasang bintang pendamping yang mengorbit jauh di luar planet.
TOI 451 dan planet-planetnya berada di “sungai bintang” yang disebut arus bintang Pisces-Eridanus. Arus tersebut panjangnya 1.300 tahun cahaya yang menutupi sepertiga langit dan terdiri dari bintang-bintang berusia kurang dari 3 persen dari usia alam semesta.
Dikutip Digital Trends, Senin (15/2), awalnya para peneliti mengira arus tersebut lebih tua karena bintang-bintang muda dapat memiliki bintik-bintik gelap seperti bintik matahari yang menyebabkan fluktuasi kecerahannya. Namun, dengan melihat lebih dekat melalui TESS, para peneliti mendapati bahwa arus itu terdiri dari bintang-bintang yang sangat muda yang berputar dengan cepat.
“Berkat cakupan TESS yang hampir mencapai semua langit, pengukuran yang dapat mendukung pencarian planet yang mengorbit anggota arus ini telah tersedia bagi kami,” kata salah seorang Penulis makalah, Jessie Christiansen.
“Data TESS akan terus memungkinkan kami untuk melampaui apa yang kami ketahui tentang exoplanet dan sistemnya,” tambah Christiansen.