REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usia lima tahun pertama pada anak-anak dianggap sebagai masa-masa penting pertumbuhan.
Kekurangan atau kelebihan nutrisi di masa-masa itu berisiko kepada tidak tercapainya potensi pertumbuhan optimal, selain membawa efek jangka panjang pada kesehatan, performa di sekolah, dan di dunia kerjadi masa depan.
Salah satu risiko yang mungkin terjadi adalah anak mengalami stunting. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi yang berlangsung dalam waktu lama.
Hal tersebut terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Porsi makan anak
Pakar gizi anak Leona Victoria Bsc MND mengatakan, sebaiknya anak-anak dalam usia satu hingga lima tahun makan dengan porsi yang tepat.
"Untuk anak-anak saya rekomendasikan porsi Isi Piringku dibagi tiga sama rata antara protein, karbohidrat, dan sumber serat," kata Leona, Selasa (16/2).
Sementara, untuk buah, sebaiknya diberikan sebagai kudapan anak. "Sehingga anak punya pilihan snack yang sehat juga."
Kebutuhan kalori karbohidrat dan protein untuk anak-anak berbeda-beda sesuai usia, jenis kelamin serta tingkat aktivitas anak. Semakin aktif kegiatan seorang anak maka semakin tinggi asupan kalori yang dibutuhkan.
"Tapi, pada dasarnya panduan kebutuhan kalori anak usia satu hingga lima tahun adalah 1.200-1.700 kalori untuk anak laki-laki, dan 1.150-1.600 kalori untuk anak perempuan," kata Leona.
Karbohidrat adalah sumber utama energi bagi manusia. Dalam hal ini, anak-anak yang memiliki aktivitas berlebih maka membutuhkan asupan karbohidrat yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Sumber karbohidrat tidak selalu nasi. "Bisa juga jagung, umbi-umbian, gandum atau oat, sorgum buckwheat, pasta, mi, bihun."
Porsi karbohidrat untuk anak adalah satu cangkir bervolume 250 mili liter, kata Leona. Sementara untuk kebutuhan protein yang di antaranya berfungsi untuk membentuk sel baru dan jaringan otot yang penting untuk pertumbuhan anak, dihitung 1 gram per berat badan.
"Jadi tergantung berat badan anak, misal anak beratnya 10 kilo gram jadi kebutuhan protein dia 10 gram."
Panduan porsi lemak, khusus untuk anak di bawah dua tahun, Leona menjelaskan mereka masih butuh asupan lemak yang cukup.
"Jadi jangan pilih makanan yang low fat ya tapi full fat. Misalnya pilih susu full cream, daging dengan kulit. Batas minimal lemak adalah 40 gram. Namun setelah usia anak lewat dua tahun, baru dilihat lagi kebutuhannya, kalau berat badan anak bagus, langsung ganti pakai low fat atau non fat untuk menjaga berat badan, jika anak kecenderungan gizi rendah, pertumbuhannya di bawah kurva maka perlu lanjutkan full fat tapi maksimal 67 gram, sama seperti yang direkomendasikan Kementrian Kesehatan."
Untuk serat, Leona menyarankan anak-anak mengkonsumsi antara 14-25 gram per hari, di mana biasanya anak laki-laki butuh lebih banyak serat.
"Serat penting untuk mengatur BAB supaya tidak sembelit, diare. Serat juga penting mengatur kepadatan BAB, biasanya sumber serat itu gudang antioksidan dan mineral, jadi serat juga berfungsi sebagai imune booster," kata Leona.
Porsi serat, yang biasanya berupa sayur mayur atau buah potong disarankan Leona sebanyak dua porsi buah dan tiga porsi sayur. Masing-masing satu cangkir.
Selain memperhatikan asupan gizi makro dan mikro, asupan cairan juga harus diperhatikan di mana dalam sehari disarankan mengkonsumsi air putih delapan gelas.
"Kalau anak-anak, mungkin bisa pakai gelas anak yang 120 mili liter atau 130 mili liter saja," kata Leona.