Rabu 17 Feb 2021 01:30 WIB

Dokter Ingatkan Perhatikan Gizi Anak Selama Pandemi

Kesehatan anak yang terbaik adalah dengan memberikan nutrisi dengan gizi baik.

Kesehatan anak yang terbaik adalah dengan memberikan nutrisi dengan gizi baik.
Foto: PxHere
Kesehatan anak yang terbaik adalah dengan memberikan nutrisi dengan gizi baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Anak, Kanya Ayu Paramastri, dari Universitas Indonesia mengatakan, orangtua harus lebih hati-hati dalam memperhatikan kondisi keluarga, terutama anak-anak, di masa pandemi. Orang tua harus memperhatikan gizi anak selama pandemi.

"Cegah sebelum anak sakit. Orangtua bertanggung jawab menjaga kesehatan anak lewat gizi," kata Kanya dalam diskusi virtual, Selasa (16/2).

Baca Juga

Dia menyampaikan, menjaga kesehatan anak terbaik adalah dengan memberikan nutrisi adekuat agar mencapai status gizi yang baik sehingga daya tahan tubuh dapat terpacu secara optimal. Pandemi COVID-19 membuat masyarakat harus lebih memperhatikan urusan kesehatan jiwa raga seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anak yang daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.

"Satu lagi yang penting, yaitu imunisasi. Jangan sampai karena anak tidak divaksin, begitu pandemi selesai, maka muncul wabah infeksi lain yang seharusnya bisa dicegah oleh imunisasi. Jangan lupa untuk cek rekomendasi vaksinasi anak usia 0-18 tahun yang telah diperbaharui tahun 2020 lalu oleh IDAI,” kataKanyamenjelaskan.

Dia menjelaskan, pada masa awal pandemi ketika kita harus beraktivitas di rumah saja termasuk bersekolah dan bekerja, jumlah pasien dan kunjungan ke poli anak sangat jauh berkurang. Di sisi lain, jumlah pasien sehat yang datang untuk diimunisasi jauh meningkat.

Kanya mengatakan, orangtua tidak perlu khawatir pergi ke fasilitas kesehatan untuk mengimunisasi anaknya. Sebab, fasilitas kesehatan pada umumnya telah membedakan lokasi dan waktu untuk pasien sehat dan pasien sakit serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Dia mengingatkan untuk orangtua yang masih harus keluar rumah untuk bekerja untuk terus menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti melepas sepatu di luar rumah, meletakkan barang bawaan di wadah terbuka, masuk kamar mandi, lepas pakaian dan masker kain lalu segera rendam dengan sabun cuci. Setelah itu, segera bersihkan diri dengan mandi, keramas, sikat gigi, berkumur serta mencuci hidung.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement